Lihat ke Halaman Asli

Antara "Ikhlas" dan "Kurang Tegas"

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_131131" align="alignleft" width="150" caption="ikhlas"][/caption] "Berawal dari" sakit kepala yang membuat saya gak bisa tidur malam ini. Sudah pukul 3 pagi, tapi otak belum ngantuk juga, padahal badan udah capek berat. Terlalu banyak "sesuatu" yang berputar-putar terus dikepala, tentu saja "sesuatu" yang luar biasa. Karena hanya gara-gara "sesuatu" itu, sudah membuat saya benar-benar sulit untuk bisa tidur sejenak. Daripada bengong mending bikin opini, opini yang kutulis di blog biar bisa share dengan orang lain. Entah kenapa, tiba-tiba muncul ide tentang mengkritisi sifat orang indonesia yang sering banget mengatakan "dah ikhlasin aja", yang seolah-olah muncul ketika orang tersebut sudah tidak mau berusaha lagi. Saya termasuk orang indonesia itu. hehehe... Setauku arti ikhlas itu adalah sebuah tindakan yang murni, jernih, atau sebuah tindakan yang ditujukan kepada Allah SWT secara murni dan tidak mengharapkan imbalan dari orang lain. Atau kalo ku ambil kesimpulan bahwa tindakan ikhlas adalah tindakan yang paling tidak sudah kita niatkan dari awal, bahwa ini adalah benar-benar murni untuk ditujukan kepada Allah SWT. Namun kenyataan saat ini, banyak orang yang menggunakan kata ikhlas untuk sebuah kondisi yang disebut kurang tegas. Kita ambil contoh sederhana saja (hal ini murni hanya contoh, tulisan ini bukan berarti curhatan isi hati saya. hohoho...). Suatu ketika si A sedang dalam posisi keuangan yang sangat susah, oleh karena itu si A kemudian terpaksa harus meminjam sejumlah uang kepada si B. Si A menjanjikan akan mengembalikan uang tersebut dengan tempo waktu tertentu. Namun setelah waktu lama sekali berjalan melewati tempo waktu tersebut, ternyata si A lupa untuk mengembalikan uang yang dia pinjam, dan karena rasa segan untuk menagih kepada si A, maka si B kemudian hanya berkata sudah lah "ku ikhlasin saja". Menurutku tindakan ini tidak pantas kita sebut sebagai ikhlas, namun lebih tepatnya adalah tidak tegas. Si B tidak tegas untuk mengingatkan bahwa temannya itu punya tanggungan yang harus di tunaikan, karena itu adalah hak kita untuk dikembalikan, tidak ada salahnya jika kita ingatkan. Contoh lain lagi adalah, semisal Bejo adalah seorang mahasiswa. Bejo yakin bahwa dia mampu untuk mendapatkan nilai A pada mata kuliah yang diampu oleh dosen "killer" di kampusnya. Dia merasa yakin karena melihat hasil ujian yang mendapatkan nilai yang memuaskan, dan presensinya yang tidak pernah bolong. Namun pada saat pengumuman nilai tiba ternyata Bejo hanya mendapatkan nilai B. Kemudian dalam hati bejo terucap kata "sudah lah, ikhlasin aja". Contoh ini menggambarkan, seolah-olah tindakan ikhlas dilakukan ketika kita tidak punya keberanian dalam menuntut hak kita. Itu yang disebut tidak tegas. Jadi hati-hati ketika kita hendak mengatakan ikhlas. Karena sesungguhnya ikhlas itu sangat sulit sekali untuk dilakukan. Karena ketika kita ucapkan kata "saya ikhlas kok" sebenarnya kita sudah merusak esensi ikhlas itu sendiri. nb: lihat juga postingan saya di blog agilnotmild.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline