Lihat ke Halaman Asli

Ki Hadjar Dewantara Ajarkan Kerjasama, Bukan Kompetisi

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Semboyan Ing ngarso sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani yang menggunakan bahasa jawa ini, dalam bahasa yang global lebih menekankan sistem pembinaan yang kontinyu. Berkelanjutan dan kesadaran untuk berbagi. Sistem among atau momong dengan telaten diberlakukan. Dalam penggalian makna yang lebih mendalam dan menyeluruh, Ki hadjar memahami antropologi bangsa yang lebih suka kerjasama dartipada menekankan kompetisi.
Sayangnya pada pendidikan jaman sekarang sistem lebih memilih pendidikan ala barat yang saat ini diterapkan menuntut para siswa berkompetisi melawan kodrat bangsanya. Maka jangan heran jika ada siswa saling contek jawaban soal atau nyontek PR kawan. Menjadi hal yang salah saat siswa tanpa sadar mengkuti naluri kebangsaannya.
Maka jangan heran jika ada siswa yang memilih berkompetisi dan berusaha mengejar nilai lebih baik jadi gunjingan siswa yang lain. Dia dianggap egois dan selfish. Bukan salah siswa tersebut siswa yang ingin mngejar kompetisi, tapi kembali naluri budaya masyarakat timur bukan soal kompetisi tapi kerjasama.
Ini yang tidak disadari para pakar pendidikan masa kini. Mungkin sadar tapi tidak bisa berbuat banyak. Pada dasarnya sifat ini bukan untuk dihilangkan atau dibiarkan, namun perlu diakomodir seperti kata ki hadjar Dewantara dalam 3 kalimatnya yang terkenal itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline