Corona sungguh membuat sulit, tidak hanya yg terpapar lemas dan meninggal dunia, namun membuat perekonomian turun, suara tangisan rakyat kecil yg tercekik menderita karena dampak virus Corona. Kecuali pegawai tinggi yg memiliki perekonomian yg memumpuni.
Beda dengan keadaan guru honorer beliau hanya di gaji di bawah rata-rata dan adanya wabah ini murid di sekolah atau madrasah "diliburkan" di ganti dengan ( daring atau online) namun guru tidak di bekali dengan data atau kuota internet,
Guru honorer sangat menderita akibat peraturan dari pemerintah pembelajaran di lakukan secara online. Bagaimana guru honorer tidak memberontak mencukupi sehari harinya saja beliau tidak cukup apalagi membali kuota internet.
walaupun tindak gaji, beda halnya dengan pejabat tinggi kerjaan mudah gajinya tinggi korupsi lagi wkwkwkwkwkk tertawa kesana kesini tidak melihat suara rintihan rakyat yg tulus untuk mengabdi pada negara ini.
pemerintah seharusnya melihat pengorbanan seorang guru honorer yg jujur taat dan mengabdi pada negara ini, pemerintah mengangkat guru honorer menjadi pegawai tinggi (PNS ) bukan memilih tikus tikus berdasi,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H