Wabah Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk di Indonesia telah berdampak cukup signifikan bagi perekonomian. Hampir sebahagian besar kajian menunjukkan besarnya dampak pandemi ini pada perekonomian, termasuk pada pasar tenaga kerja. Banyak tenaga kerja yang harus dirumahkan, diputuskan hubungan kerja, atau tetap bekerja dengan pengurangan gaji. Hal ini terjadi karena berhentinya aktivitas perekonomian karena kebijakan lockdown ataupun di Indonesia dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Namun pada sisi lain sebenarnya pandemi covid-19 ini memberikan manfaat terselubung bagi institusi dalam seleksi tenaga kerja. Dalam kondisi pandemi seperti sekarang kemampuan adaptasi dari karyawan sangat diperlukan.
Apabila semula segala sesuatu harus dilakukan di kantor, maka pekerja dituntut untuk dapat tetap bekerja secara mobile tidak hanya di kantor namun dapat di rumah atau di tempat lain. Kebijakan work from home (WFH) yang ditempuh oleh sebagian besar institusi dapat menjadi mekanisme seleksi alamiah kepada pekerjanya. Para pekerja yang tidak dapat fleksibel dan tetapi produktif pada saat WFH pada akhirnya akan tersingkir.
Pandemi covid-19 menuntut pekerja yang mampu adaptif dengan teknologi, serta mampu bekerja berorientasi pada hasil. Sebelum pandemi melanda, perusahaan start-up telah melakukan perubahan model kerja seperti ini. Pasca pandemi, setiap institusi dituntut untuk mampu beradaptasi dengan teknologi.
Semua data harus disimpan pada suatu basis data yang dapat diakses darimana saja. Tidak ada alasan bagi pekerja untuk tidak dapat bekerja apabila tidak di kantor. Sehingga dapat dikatakan bahwa di balik setiap musibah, akan selalu ada hikmah terselubung di balik musibah tersebut. Dalam hal ini, wabah pandemi akan mampu menjadi instrumen seleksi alamiah pekerja di setiap institusi.