Apa yang kamu pikirkan setelah mendengar kata "Reggae" ataupun "Rasta" di Indonesia ?? pasti yang teringat adalah Rambut Gimbal, Musik yang rusuh, Urakan, Pengguna Ganja, Kriminal ataupun lainnya. Apakah itu benar ? Ya walaupun tidaksemua orang Indonesia menganggapnya dengan konotasi negatif semua, ada juga yang berpandangan positif namun jarang sekali saya menemukannya. Kenapa hal itu bisa terjadi sampai saat ini ?? Mari kita bahas kali ini
Saya mengambil beberapa literatur terkait penelusuran tentang reggae dari berbagai sumber artikel di internet, dan inilah hasilnya . Kata "reggae" berasal dari kata "ragged" yang artinya adalah kasar seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan music ska atau reggae. Sedangkan musiknya irama musik reggae dipengaruhi oleh music R&B ,Soul,Rok dan musik rakyat Jamaika yang disebut "Mento" yang juga kaya akan irama Afrika.
Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho sekitar tahun 1960 (perkampungan kaum rastafaria) di Kingston ibu kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae. Lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan ajaran rastafari yakni tentang kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta gaya hidup yang adil. Seorang Penyanyi Tanah air yang juga berkecimpung dalam dunia musik reggae di Indonesia, Ras Muhammad pernah menjelaskan filosofi dari reggae itu sendiri. Ia berkata bahwa filosofi reggae memiliki ajaran moral, semangat perjuangan, kehidupan, dan kesederhanaan. Begitu juga dengan paham rastafari yang sangat menjunjung tinggi kebersihan, kerapian, dan religiositas
"Reggae" sangat lekat juga dengan "Rasta, Lalu apa itu Rasta dan apa kamu tahu apa yang dimaksud dengan Rasta ?? Mari kita kenal dulu definisi rasta yang sebenarnya. Rasta, atau Gerakan Rastafari, adalah sebuah gerakan agama baru yang mengakui Haile Selassie I, bekas kaisar Ethiopia, sebagai Raja diraja, Tuan dari segala Tuan dan Singa Yehuda sebagai Yah (nama Rastafari untuk Allah, yang merupakan bentuk singkat dari Yehovah yang ditemukan dalam Mazmur 68:4 dalam Alkitabversi Raja James), dan bagian dari Tritunggal Kudus. Nama Rastafari berasal dari Ras Tfri, nama Haile Selassie I sebelum ia dinobatkan menjadi kaisar. Gerakan ini muncul di Jamaika di antara kaum kulit hitam kelas pekerja dan petani pada awal tahun 1930-an, yang berasal dari suatu penafsiran terhadap nubuatAlkitab, aspirasi sosial dan politik kulit hitam, dan ajaran nabi mereka,
Dalam Perkembangannya, Rasta tumbuh di antara penduduk yang sangat miskin disaat perbudakan masih terjadi di jamaika pada masa kolonialisme oleh inggris, Kaum rasta merasa bahwa masyarakat tidak mau menolong mereka kecuali membuat mereka menjadi lebih menderita. Kaum Rasta memandang diri mereka sebagai penggenap suatu visi tentang bagaimana orang Afrika harus hidup dengan damai dan sejahtera. Mereka merebut kembali apa yang mereka anggap sebagai kebudayaan yang telah dicuri dari mereka ketika dibawa di kapal-kapal budak ke Jamaika, tempat dimana gerakan ini lahir.
Nahh....Dari berbagai sumber literatur yang menjelaskan tentang definisi dari reggae dan rasta, saya mencoba menyimpulkan dengan pendapat saya sendiri bahwa Reggae dan Rasta adalah hal yang berbeda. Reggae adalah sebuah genre musik yang lahir bersamaan dengan gerakan anti penindasan dan perbudakan di tanah jamaika pada waktu itu. Sedangkan Rasta adalah sebuah ajaran agama yang lahir dan dianut oleh penduduk Negara Jamaika . Musik Reggae pun mempunyai filosofi yang begitu dalam bukan hanya jenis aliran musiknya yang berbeda, terdapat filosofi di dalamnya yaitu tentang "perdamain", yang juga diajarkan di dalam ajaran rasta tentang perdamaian dan kehidupan yang adil. selain itu karena memang muncul di tanah afrika musik reggae tidak terlepas dengan unsur-unsur budaya musik-musik tradisional di Afrika oleh karena itu genre musik ini memiliki keunikan dalam hal ciri khas alunan musiknya.
Saya harap kita sudah memahami arti sebenarnya dari Reggae dan Rasta sehingga tidak hanya melihat dari pandangan kebanyakan orang tanpa mengetahui arti yang sebenarnya terlebih dahulu. Karena yang saya alami di tanah air kita ini yang juga banyak penikmat reggaenya terutama dari kalangan muda-mudi, saya merasa beberapa dari mereka namun tidak semuanya salah kaprah dalam mengartikan arti reggae dan rasta sebenarnya kebanyakan dari mereka malah mengartikan reggae dan rasta sebagai gaya hidup yang negatif seperti penggunaan ganja berlebih, bersifat arogan ataupun kriminal, urakan atau sebagainya. Padahal Reggae dan Rasta dalam filosofinya tidak mengajarkan tentang hal itu . Saya tidak menyebut bahwa saya adalah seorang rasta dan juga penikmat reggae, memang saya menyukai semua genre musik namun untuk kali ini saya prihatin dengan pandangan masyarakat yang menilai buruk dengan genre music reggae ini yang dampaknya pun ketika seseorang menyukai musik ini maka pandangan buruk yang sudah menjadi stereoripe masyarakat akan melekat dalam dirinya padahal hal ini belum tentu benar bukan ??. Inilah yang harus dirubah di masyarakat kita
Oleh karena itu mari kita lebih dalami bagaimana reggae dan rasta bisa seperti itu di Indonesia. Musik reggae pastinya tidak terlepas dari sosok Bob Marley, Seorang yang begitu membesarkan musik Reggae sehingga dikenal di dunia. Bahkan walaupun beliau sudah tidak ada saat ini, karyanya masih saja popuper bagi penikmat musik reggae bisa dibilang bob adalah legenda terbesar dalam musik ini padalah yang saya tahu masih banyak juga musisi sebelum beliau yang mempopulerkan musik ini juga. Lantas apa yang membuat bob begitu fenomenal di dunia dengan musik Reggaenya.
Menurut pandangan saya karena Bob memperkenalkan musik reggae tidak hanya sebatas bermusik namun ia juga membawa filosofi reggae itu sendiri kedalam lirk-lirik di setiap lagunya yang penuh makna, penampinan memukai disetiap konsernya, dan bagaimana ia membawa pesan bahwa musik reggae adalah musik yang positif yang mengajarkan arti perdamaian, dan menolak dengan tegas penindasan terhadap kaum yang lemah terutama kaum kulit hitam. Contoh saja kita ambil dari lagu bob yang berjudul "Redemtion Song " terdapat lirik lagu yang diambil dari pidato Bapak pembebasan Afrika, Marcus Garvey. Liriknya adalah "Emancipate yourselves from mental slavery/ none but ourselves can free our mind. Kalimat itu merupakan seruan Garvey untuk rakyat Afrika agar mereka terbebas dari perbudakan yang terjadi pada masa itu. Jika kita cermati bob menggunakan musik reggae ini untuk mendukung terjadinya kedamaian di tanah afrika dari sistem perbudakan dan penindasaan yang terjadi pada masa itu, lewat musik reggae inilah bob ingin menyatukan rakyat di tanah afrika supaya memperjuangkan kebebasan yang tidak didapatkan oleh rakyat afrika dikarenakan sistem kapitalisme dan kolonialisme yang terjadi di sana.
Begitu dalamnya makna dari reggae ini yang dibawa oleh "Bob" Nah lantas bagaimana bisa reggae di Indonesia dipandang negatif bahkan identik dengan ganja padalah sejarahnya reggae lahir untuk memperjuangkan hak kedamaian bukan mengajarkan gaya hidup yang negatif. Mari kita tahu terlebih dahulu ajaran cara hidup yang dianut oleh kaum rasta. Ya kaum rasta memang mengkonsumsi ganja dalam ajaran mereka, hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan pada ajaran tuhan dalam kitab mereka. Jadi ganja ini diibaratkan sebagai media untuk mencapai kekhusyukan dalam melakukan ibadah oleh mereka bukan untuk bersenang senang seolah melupakan masalah hidup yang biasa dilakukan oleh pecandu ganja pada umumnya. Kalo di logikakan ritual keagaman yang dilakukan oleh kaum rasta menggunakan media ganja juga mirip dengan ajaran islam kejawen yang menggunakan media sesajen dalam ritual agamanya untuk menghormati para leluhur, bukankah tuhan menilai sesorang dengan melihat perilaku dan juga ketaatan orang tersebut terhadap agamanya bukan melalui media ibadahnya ?. Jadi sebenernya ganja disini bukan digunakan dalam hal kesenangan belaka ataupun untuk menghilangkan kesadaran penggunanya namun untuk mencapai taraf kekhusukan dalam beribadah, kaum rasta percaya ketika mereka menggunakan ganja maka mereka akan mencapai taraf kekhusukan yang tinggi untuk berdialog dengan tuhan mereka. Di artikel yang saya baca juga menyebutkan bahwa ajaran rasta melarang keras penganutnya untuk mengkonsumsi alkohol, mabuk, menggunakan narkoba dan sebagainya, bob marley dan personel bandnya the Waillers pun tidak ada yang merokok dan mengkonsumsi alkohol. Kaum rasta juga mengajarkan tentang perdamaian kepada penganutnya, melawan arus-arus pemerintah yang mencoba menindas mereka. Sampai saya baca berbagai artikel di internet tidak saya temua ajaran dari rasta yang menyuruh penganutnya untuk bersikap arogan, tidak adil, mengajarkan gaya hidup yang negatif.
Jadi menurut saya pribadi kenapa di Indonesia ini, Reggae dan Rasta sering dipandang sebelah mata itu karena masyarakat kita belum memahami filosofi dari reggae dan rasta itu sendiri dan yang lebih parahnya lagi penikmat musik reggae itu juga belum memahami filosofi dari reggae namun mereka bertingkah laku seolah gaya hidup negatif mereka dikarenakan ajaran dari musik reggae ataupun rasta. Contoh saya kasih case seperti ini, jika ada seorang anak kecil diberi sebuah pisau dan anak tersebut tidak diberi penjelasan tentang kegunaan dari pisau itu sendiri maka anak kecil tersebut pun menggunakan pisau dengan tidak sesuai dengan fungsinya. Sama saja dengan penggunaan ganja di kalangan penikmat musik reggae, mereka mungkin berpikir bahwa dengan menggunakan ganja maka mereka berarti sudah mengikuti ajaran rasta padahal dari segi agama saja di Indonesia ini kita sudah berbeda dengan ajaran agama rasta di jamaika, mereka menggunakan ganja dalam hal untuk kekhusukan ibadah bukan untuk kesenangan belaka. Di Indonesia saja ganja sudah dilarang oleh hukum beda dengan di jamaika yang melegalkan ganja karena disana ganja juga digunakan untuk media pengobatan penyakit. Saya juga tidak mendukung melegalkan ganja dan juga melarang penggunaan ganja saya disini bersifat netral, biarlah itu pilihan hidup orang. Namun dalam konteks Reggae dan Rasta menurut saya, masyarakat di sini belum paham dengan filosofi sebenarnya dari kedua kata tersebut. Penggunaan ganja bagi kalangan penikmat musik reggae dalam embel-embel mengikuti ajaran rasta tetatapi dampaknya merugikan lingkungan masyarakat disekitarnya inilah yang mendasari terciptanya stereotipe buruk bahwa orang-orang yang menyukai musik reggae atau ajaran rasta maka mereka ter-cap sebagai orang yang mempunyai gaya hidup yang negatif, padahal sejatinya reggae dan rasta malah mengajarkan pengikutnya untuk mewujudkan suasana kehidupan yang damai, tertib dan adil. Jadi janganlah kita menilai buruknya suatu budaya dari orang-orang yang menyukai budaya tersebut melainkan dari sejarahnya budaya itu terbentuk dan filosofi apa yang terdapat dalam budaya itu, ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk.