Lihat ke Halaman Asli

Makna di Balik Sanggul Sinden

Diperbarui: 19 Desember 2023   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Sinden adalah lagu tradisional budaya Jawa yang dibawakan oleh penyanyi wanita  Sinden berasal dari kata "Pasindian" dan  berarti "kaya lagu" atau "orang yang menyanyi". Sinden biasa juga disebut walangana. Berasal dari ``wala'' yang berarti ``seseorang wanita'' dan ``angana'' yang memiliki arti tersendiri.

            Selain suaranya yang merdu, riasan seorang sinden juga menjadi sorotan.. Riasan ciri khas pada Sinden, yaitu ada pada sanggul rambutnya, yang mana riasan ini menjadi sesuatu yang cukup mencolok bagi sinden. Sanggul merupakan jenis tata rambut dengan menarik sebagian besar rambut ke bagian belakang kepala. Selain menjadi unsur estetika, sanggul terdapat nilai filosofis tersendiri bagi perempuan Jawa.

            Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Dr. Njaju Jenny Malik, S.S., M.A (2018) memberikan penjelasannya mengenai makna yang terkandung dalam sanggul. Menurutnya, sanggul melambangkan penggambaran seorang perempuan yang pandai menyimpan rahasia. Artinya, apabila seorang perempuan memiliki masalah pribadi, masalah keluarga atau masalah lainnya yang perempuan itu hadapi, perepmpuan cenderung membiarkan masalah itu tetap tersimpan di bagian belakang dirinya (sanggul).

            Pada bagian wajah, seorang perempuan harus tetap tersenyum cantik walaupun ia menyimpan banyak rahasia di belakang (sanggul), sebanyak apapun beban pada dirinya ia tetap harus tersenyum di hadapan orang lain.

            Dalam uraian di atas sejalan dengan falsafah kehidupan orang Jawa, yaitu seorang wanita harus mengatur segala sesuatu yang dihadapinya dan wanita yang bisa menghadapi segala sesuatu, dalam pandangan orang Jawa disebut sebagai wanita yang baik dan terpandang.

            Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, sanggul bukan hanya unsur estetika semata, melainkan terdapat makna dan nilai filosofis di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline