Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah usia lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Pada bulan November 2022 jumlah kasus stunting di Puskesmas Srondol yaitu sebanyak 23 balita dengan jumlah kasus tertinggi berada di Kelurahan Banyumanik yaitu sebanyak 10 balita (43,48%). Jumlah kasus stunting di Kelurahan Banyumanik bersifat fluktuatif setiap tahunnya. Pada tahun 2019 jumlah kasus stunting di Kelurahan Banyumanik yaitu sebanyak 25 balita, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi 15 balita.
Setelah itu, mengalami penurunan kembali pada tahun 2021 menjadi 6 balita dan mengalami kenaikan pada tahun 2022 menjadi 10 balita. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan suatu metode untuk memprediksi jumlah kasus stunting pada periode selanjutnya agar dapat dilakukan upaya pengendalian dan pencegahan stunting yang tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah peramalan atau forecasting dengan aplikasi QM for Windows.
Peramalan atau forecasting merupakan metode untuk memprediksi atau memperkirakan kejadian di masa mendatang dengan menggunakan data di masa lalu sehingga dapat mempersiapkan tindakan yang tepat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh ketidakpastian di masa depan. Berdasarkan sifatnya terdapat dua jenis metode forecasting antara lain metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif terdiri dari metode deret berkala (time series) dan regresi (least square), sedangkan metode kualitatif dibagi menjadi metode eksplanatori dan normatif.
Pada hari Senin, 19 Desember 2022 telah dilakukan pelatihan kepada petugas puskesmas terkait proyeksi kasus stunting di Kelurahan Banyumanik periode 2023-2027 dengan aplikasi QM for Windows. Pelatihan dimulai dengan penyampaian materi terkait forecasting secara umum terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tutorial forecasting menggunakan metode exponential smoothing dan metode least square.
Forecasting dilakukan untuk mengetahui prediksi jumlah kasus stunting pada periode 2023-2027 sehingga dapat dilakukan upaya intervensi yang tepat. Untuk mendapatkan data hasil peramalan pada periode 2023-2027 dilakukan forecasting menggunakan metode least square. Dari proses tersebut didapatkan persamaan regresi yang kemudian dilakukan penghitungan manual untuk mengetahui hasil peramalan periode 2023-2027.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H