Lengkong, Kabupaten Tegal (10/08/2022) - Banyaknya lahan pertanian di Desa Lengkong ini berpotensi menghasilkan banyak sampah organik. Apabila tidak dilakukan sebuah upaya yang tepat, hal ini akan menimbulkan polemik baru dalam lingkungan.
Oleh karena itu, mahasiswa KKN UNDIP memanfaatkan sampah-sampah organik ini untuk mengisi lubang resapan biopori sebagai upaya pencegahan banjir. Dan secara tidak langsung, dapat menyelesaikan permasalahan sampah di Desa Lengkong.
Biopori, atau biasa juga disebut dengan Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan lubang silindris vertikal kedalam tanah dengan diameter sekitar 10 cm dan kedalaman yang tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang Resapan Biopori (LRB) memiliki prinsip yang sangat sederhana.
Lubang yang telah digali kemudian diisi dengan sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti cacing dan semut serta akar tanaman untuk membuat rongga-rongga di dalam tanah yang disebut biopori. Rongga-rongga inilah yang nantinya akan menjadi saluran bagi air untuk meresap ke dalam tanah sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.
Selain itu, sampah organik yang disimpan di dalam lubang lama kelamaan akan berubah menjadi pupuk kompos yang bisa menyuburkan tanah untuk tanaman di sekitar rumah.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak Lubang Resapan Biopori (LRB), maka akan semakin banyak air hujan yang terserap juga semakin subur tanah di sekitarnya.
Kegiatan pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) diawali dengan sosialisai mengenai LRB kepada masyarakat di Desa Lengkong pada hari Senin, 25 Juli 2022. Kemudian pelaksanaan pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dilakukan pada hari Minggu, 7 Agustus 2022 yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UNDIP dan dibantu masyarakat RW 01 Desa Lengkong.
Dengan adanya Lubang Resapan Biopori ini diharapkan mampu mengatasi masalah genangan air yang dapat berakibat banjir dan juga masalah sampah yang ada di lingkungan sekitar.