Lihat ke Halaman Asli

Agus Hendri

Skill in the muisc, planting, class and beyond

Memberdayakan Imajinasi dan Kreativitas

Diperbarui: 24 Agustus 2020   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Seorang bijak pernah memberi nasehat jika saya ingin bepergian. "Bayangkan (khayalkan) lebih dahulu tujuan dan tempat yang hendak dituju dengan baik dengan pikiran jernih. Imajinasikan liku dan zig-zag jalan, tikungan, tanjakan, sampai jalan berlubang yang akan dilalui.

Seolah-olah kita sudah melewati semuanya dan sampai ke tujuan dengan daya imajinasi. Jika tidak merasa ada aral melintang, dengan rileks tanpa beban, berdoa, lalu berangkatlah dengan penuh kepastian sampai di tujuan," saran orang bijak tersebut.

"Tetapi bila ada gangguan berasa tak bisa mengingat atau membayangkan jalan yang hendak didahului atau tempat yang hendak dituju, urungkanlah niat," Ia beri nasehat.

Mungkin itu pengalaman spiritual-nya. Saya pun mencoba apa yang disarankannya, Alhamdulillah, daya imajinasi saya masih bisa menggambarkan apa yang pernah saya lalui dengan baik.

Lalu saya bertanya, bagaimana membayangkan sebuah tempat, bentuk atau keadaan yang belum pernah kita lalui, kunjungi, lihat atau ketahui sebelumnya?

"Dengan mencocokkan dan menghubung-hubungkan berbagai pengetahuan yang dimiliki," jawablah diplomatis.

Imajinasi

Menurut KBBI, imajinasi adalah kemampuan untuk membayangkan yang pernah ada atau pun yang akan ada sehingga mendorong manusia berkreativitas, menghasilkan pemikiran yang jernih dan mengilhami rasa kemanusiaan yang saling berterima satu sama lain. Arti pendek imajinasi adalah khayalan.

Salah satu tokoh yang memiliki perasaan dan perhatian lebih tentang imajinasi adalah Ursula K. Le Guin (novelis Amerika). Ia pernah mengatakan Imajinasi adalah alat tunggal hebat yang dimiliki manusia yang patut diberdayakan.

Di Amerika imajinasi umumnya dipandang sebagai sesuatu yang berguna sehingga dipelajari. Saat kita tidak bisa lagi menonton atau mengetahui tentang sesuatu melalui layar TV atau saluran video media sosial misalnya. Maka jalan satu-satunya adalah melihat dengan imajinasi.

Bagi kita educationist (baca:guru), bagaimana memanfaatkan imajinasi ini berguna meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam menimba ilmu pengetahuan. Sejatinya, bermain imajinatif secara alami sudah terjadi dan tumbuh pada anak-anak, mulai ketika anak bisa berpikir konkrit sampai ia dewasa. Mulai ketika anak bisa menulis, bisa membaca, dan mau mendengarkan. Kolaborasi keterampilan dasar ini akan membangkitkan daya imajinasi anak.

Akan tetapi masa anak-anak, kebiasaan berpikir imajinatif belum maksimal, perlu diajarkan dan diperkuat sepanjang hidupnya melalui pendidikan dan pengalaman belajar. Semakin banyak pengalaman belajar yang dikumpulkan anak didik, maka daya imajinasinya akan semakin kuat dan tinggi. Jauh bisa menerawang berdasarkan dasar-dasar pengetahuan yang otentik dan ilmiah. Bukan berdasarkan logika tanpa ilmu pengetahuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline