Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Perlu Revolusi Mental

Diperbarui: 18 Juni 2015   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam mendukung capres di social media saya lebih suka memakai pendapat pribadi daripada sharing berita. karena apa? karena pendapat pribadi sangat bisa dipertanggungjawabkan karena murni dari apa yang saya lihat. sedangkan kalau share berita, saya hanya membagi pandangan orang lain lewat mata telinga orang lain. Bukannya saya tidak percaya, tetapi pendapat pribadi lebih mudah saya pertangungjawabkan.

Nah, kali ini saya akan menganalisa program dari salah satu capres yang ternyata mampu memikat swing voters yang dan menjadi semacam trade mark bagi visi misi capres Jokowi-JK yaitu revolusi mental.

Revolusi mental sejauh yang saya pahami adalah pembenahan sikap mental bangsa indonesia untuk lebih mengedepankan sikap-sikap dan mental-mental positive. Silakan koreksinya kalau saya salah, tapi itu yang bisa saya tangkap.

Saya pantas menyangsikan program ini karena visi ini disampaikan oleh seorang yang justru perlu revolusi mental.

Alasannya:

a. bersikap khianat

Jokowi dicalonkan oleh sebuah mekanisme pengkhiatan. Sebagai mana diketahui perjanjian batu tulis telah dikhianati demi kekuasaan dari kelompok sendiri untuk kuasa yang lebih besar.

Itu sikap khianat

b. bersikap tidak jujur

Mungkin jokowi memang orang bersih dan jujur, dan saya percaya itu. Tapi lihatlah, dia berbohong saat usai debat pertama ditanya wartawan apakah gugup, jokowi menjawab tidak gugup, padahal jelas di awal jokowi gugup sepertihalnya Prabowo, tapi Prabowo saat ditanya wartawan apakah gugup Prabowo menjawab, ya sedikitlah agak gugup tadi... krg lebih begitu jawab Prabowo.

Itu sikap tidak jujur

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline