Asosiasi Pendamping Desa Indonesia (APDI) Cabang Kabupaten Mojokerto menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional (TPP). Kegiatan tersebut digelar pada hari selasa (29/7) di Aula Gedung Serbaguna Bumdes Karya Usaha Desa Pohkecik Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto
Kegiatan peningkatan kapasitas ini merupakan salah satu program kerja dari APDI Kabupaten Mojokerto yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas anggota APDI dalam Pendampingan Masyarakat, terutama percepatan pencapaian tujuan pembangunan desa berbasis data SDGs Desa.
Menurut ketua APDI Kabupaten Mojokerto Mujianto, bahwa kegiatan peningkatan kapasitas ini diikuti oleh seluruh tenaga pendamping profesional yang ada di Kabupaten Mojokerto baik tenaga ahli pendamping Desa maupun pendamping lokal desa dengan jumlah 117 orang. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan Mandiri dari iuran teman-teman TPP Kabupaten Mojokerto, itu artinya teman-teman juga mempunyai niatan serius untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka pendampingan masyarakat.
Selain kegiatan peningkatan kapasitas ini, APDI Kabupaten Mojokerto juga telah melaksanakan beberapa kegiatan yang sudah terencana dalam program kerja APDI Kabupaten Mojokerto. Seperti yang telah dilaksanakan pada bulan Ramadhan kemarin, APDI Kabupaten Mojokerto telah melaksanakan kegiatan dengan tema "Ngaji Desa" bersama jajaran DPRD Kabupaten Mojokerto, dan akan di tindak dengan Hearing bersama DPRD Kabupaten Mojokerto, pungkasnya."
Selanjutnya A. Riza Hisfani, Koordinator TPP Kabupaten Mojokerto menyampaikan bahwa kegiatan peningkatan kapasitas ini menjadi penting karena hampir 2 tahun ini tenaga pendamping belum ada kegiatan peningkatan kapasitas. Riza, juga menghimbau agar teman-teman pendamping desa senantiasa meningkatkan kapasitasnya, mengingat kebutuhan pendampingan hari ini yang begitu kompleks. "Teman-teman harus memperbaiki citra diri, agar kita tahu apa yang kita lakukan, untuk mewujudkan cita-cita apa yang ada dalam lagu mars mengabdi desa, yaitu " Mengabdi desa membangun Indonesia, ".
Maulana Salahudin, mewakili sambutan dari APDI jatim menuturkan, bahwa pendamping hari ini harus kembali membaca asas rekognisi dan subsidiaritas. Pendamping juga di himbau untuk melakukan penguatan kebudayaan. Di tengah-tengah semakin terkikisnya tradisi gotong-royong saat ini.
Selain itu, Maulana juga menekankan Pendamping harus mampu menjadi jembatan dari mereka yang mempunyai kebutuhan khusus di desa, yaitu kaum miskin, anak tidak bersekolah, kaum difabel yang tidak tersentuh anggaran. Pendamping harus bisa memperjuangan hak-hak mereka untuk mempunyai kesempatan yang sama di desa.
Di sesi materi, maulana juga menyampaikan pentingnya komunikasi sebagai upaya untuk membangun citra diri. Bagaimana seharusnya pendamping mampu berkomunikasi dan menyampaikan sesuatu dengan baik, dan itu menjadi hal yang penting bagi pendamping desa. 'Maka pendamping harus berdisiplin, mempunyai kemampuan berbicara, dan penguasaan materi," Tutur pria yang akrab dipanggil "Kang Maul" Ini".