Lihat ke Halaman Asli

[FPK] Android, untuk Tuannya yang Mati Terbunuh

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musikalisasi puisi... Bekicot video ini dulu yah... Rekomended lah...

Android : Untuk Tuannya yang Mati Terbunuh

Oleh :Etyastari Soeharto + Ageng Rikhmawan (62)

Manusia... Aku membunuhmu karena angkuhku Kau berkalar Tuhan paling puncak, ternyata tidak Lupakan logika... Pelumas dada panas membara Tercipta melakukan semestinya

Lengan-lengan elektronika ternyata hampa Kinerja paksa sebuah hasil tanpa guna Itulah jawaban atasmu Pertanyaan dari meja Laborat Untuk apa aku membuat pembantu? Untuk apa aku membuat Android ?

Kala kau butuh nafsu Kau ciptakan puting serbaguna Hingga setiap malam kau sembunyi dibaliknya Adakah itu nyata? Setiap malam percakapan kelam Lalu kau tak menahan sempurna Melampiaskan pada Robot-robot PSK

Androidmu kini punya hati, Tuan! Lebih dari yang kau bayangkan Lupakah kau beri aku Prosesor? Dengan kecepatan tak terhingga? Lesatan mendekati cahaya itu kini menjadi hati

Itu temuanmu bodoh!! Mana E=MC2 itu? Fomula itu konsep Otak Prosesorku Energi itu Massa kali kuadrat kecepatan cinta Energi itu hati Energi itu perilaku

Aku memang terbuat dari logam "Kaku..." Ototku hidrolik "Tidak lugas..." Syarafku Bahasa C++ "Rumit..." Tak ada otak kanan-Otak Kiri "Tak bisa bernyayi... Makananku Pelumas "Kotor lengket..." Tapi percayalah aku lebih baik darimu Lalu pelan-pelan kuiris isi kepalamu Ingin tahuku apa pemikiranmu " Afalfa !!" Otakmu sama denganku Otakmu sebuah Prosesor " Kau menipuku, Tuan !!" Kau hanya Android dengan muka manusia Ini bukan manusia, ini seperti aku

" Bodoh!! turunlah kebawah, mari kita bertarung Tentang benar salah Tentang Logika hati Tentang sempurna dan kekecewaan"

" Turunlah kesini Kau hanya membuatku Membunuh sesama Android"

Kudus 26 Oktober 2011 : 02:59

Kami berencana membuat puisi scince-fiction dan beginilah jadinya. Harap maklum. heheeheh,,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline