Lihat ke Halaman Asli

[ Puisi Ulang Tahun ] Satu Telunjuk Kutiup sebagai Lilin

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_130392" align="aligncenter" width="377" caption="Editing by Photoshop from http://3.bp.blogspot.com/-6LnzPP4kW5A/Tfdx6QXWqJI/AAAAAAAAAME/LlIHPm6Y6uM/s1600/2937791157_759ef88a43.jpg"][/caption] Semangat Dwidasawarsa Hari tak mungkin dilupa Oleh sahabat lingkaran sapa Lalu ada waktu semenit Sebagai hadiah terindah Mencerna diri untuk kemana Ujung yang tak kumau tahu Kerikil dikaki kian halus? Berjalan di Jalan lurus? Itukah kehendak Nya? Kehendakku ulang bertanya Dirintik bulan terbaik Terdekat turun wahyu agung Satu telunjuk kutiup sebagai lilin Setelah 9 lainnya Berterimakasih atas syukur tawa Berdoa atas kemungkinan asa dan Bergelimang tangis ampun apapun Diantara Amplop dan Perangko (?). 20 Agustus 2011 2:54

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline