Lihat ke Halaman Asli

Tali Panjang Bagi Sang Ketua Besar

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13313450191481780870

Monas selebihnya menjadi mumi. Tali-tali menyelimuti kokohnya monumental. Agar tertutup matanya untuk sebuah peristiwa. Terjungkai tali putih memecar berbagai arah. Satu ujungnya membentuk sebuah panggung yang bisa naik sendiri, hingga "pada waktunya" khalayak ramai dapat melihat proses "menepati janji" itu. Walau masih harus menunggu, hingga jarit putih ujung lain bisa menemukan sang ketua besar. Berliku-liku jalan Jakarta. Berliku kompleks dan menganak menjadi gang-gang sempit. Tempat para jelata kota tinggal. Masih ada alur terjejak. Pada Setiap belokan pasti ada lekukan yang menandakan tali putih itu masih mencari sang ketua. Sampai pojok kota. Sampai nadirnya jalan.

" Sang Ketua disana! " Tunjuk seorang berbaju putih. Namun secepatnya pula, ia dikeroyok dipukuli oleh beberapa orang berbaju seragam dan beberapa orang dengan baju-baju berwarna-warni yang menunjukkan kepentingan.

Melesat pula tali putih mendengar sumber. Menuju arah yang dituju. Tapi apa yang ia dapat hanyalah beberapa petunjuk baru dari sebuah persoalan baru. Lalu cepat pula ia berfikir tak mungkin untuk memecahkannya lagi. Kali ini harus cepat di tangkap sang Ketua. Karena janji sudah terlihat jelas. Janji harus dipenuhi. Tali putih masih memanjang. Panjangnya sepanjang harap penduduk kota. Harap itu bukan tentang keadilan yang benar-benar hakiki. Karena mustahil ada di dunia. Nyatanya itu tak ada di demokrasi. Nyatanya itu tak ada di sebuah negara. Secuil harap penduduk kota, agar sang ketua tertangkap dan tali-tali putih ini tak menghalangi jalan tempat mereka berpijak.

Semarang 10 Maret 2012.

hpbdy 4 kaka slank. :D piss....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline