Lihat ke Halaman Asli

Belajar Arti Kebebasan dari PS 3

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika dunia telah berkembang begitu pesatnya, dan teknologi talh merambah terlalu dalam pada setiap sendi hiudp manusia. Maka konsekuensi matematis yang ada adalah sebagian bagian hidup kita akan terpengarug dan terimbas oleh kemajuan teknologi yang ada. Salah satu booming yang sudah kita kenal semenjak kita bocah di akhir era 80-an munculah mainan baru berbasis teknologi komputer yaitu video game dengan di awali oleh generasi tetris...game watch, nitendo mario bross sampai dengan sekarang era playstation dan macbox. Dengan daya sihir game digital tersebut sebagian waktu bermain dari masa anak anak terenggut dan sedikit banyak proses pembelajran"education learning' yang dulu langsung bersentuhan dengan alam sedikit demi sedikit mulai tergerus karena dipandang kurang menarik dan tidak praktis. Tidak ada lagi camping, mountenarring ataupun sekedar main bola. semua bisa tergantikan oleh sepasang stik dan sebuah layar berdimensi 29 inch. Semua keniginan akan dunia bermain terwadahi oleh mesin yang tak lebih besar dari dimensi sebuah komputer. Praktis dan simple memang. Namun dari sekian banyak bad effect yang ditimbulkan oleh adanya transformasi teknologi bernama play station tentunya masih banyak juga keuntungan yang bisa kita ambil dari hanya sekedar hiburan bermain playstation.

Playstation tidak hanya digemari oleh anak anak dan remaja tapi juga disukai oleh sebagian besar orang dewasa tidak hanya pria, wanitapun amat  mencintai permainan ini. Salah satu game tervavorit adalah winning eleven sebuah seni permainan yang mengakomodir para penggila bola. kita seakan dibawa terjun langsung sebagai pemain yang sekaligus 11 orang beraktraksi di lapangan hijau. sebagai seorang pemain kita bisa berakstraksi dengan merdekanya di lapangan berdimensi 110m x 70 m itu. walaupun terskala menyesuaikan layar monitor yang rata rata berdimensi 29 inch. Namun segala ekspresi yang ada dalam adrenalin seorang penikmat bola akan terakomodir dengan baik dalam permainan ini. Anda dengan segala otoritas yang ada bisa memilih team serta pemain yang akan dimainkan, tanpa ada pengaruh dari siapaun pemilik klub,penonton, media atupun para petaruh di meja taruhan ataupun dari pihak birokrasi yang sebegitu jauh terjun kedunia persepakbolaan.

Arti kemerdekaan dan kebebasan terasa berkibar dalam hal ini, seakan segala aspirasi yang ada di barain ini mampu teraktualisasi dengan bebasnya dalam permainan yang dengan selfsutained kita crreate sendiri.

Bebas sebegiru bebas mungkin, kesabaranpun diuji ketika kita sedang ketinggalan namun norma yang ada mengehendaki kita untuk bermain seperti pattern yang ada tanpa harus berbuat kasar walaupun tiu sah sah saja karena kita bermain di virtual, tapi apakah moral sebagai manusia dihoilangkan dalam dimensi virtual ini tentu tidak. Yang ada adalah kita menempatkan diri kita sebagai pemain yang mampu beermain dengan jujuar kreatif dan fair play.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline