Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan di Masa Pandemi

Diperbarui: 2 Februari 2021   01:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada bulan maret 2020 dunia diguncang dengan masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) termasuk Indonesia. Penyebaran virus corona yang semakin meluas menyebabkan Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSPB), di mana pada masa ini mengharuskan kita untuk melakukan pembatasan sosial atau sosial distancing, yakni segala aktivitas dilakukan dari rumah seperti bekerja, belajar, beribadah dan lainnya.  

Pada pertengahan tahun 2020 Indonesia memasuki era “new normal”. Istilah new normal merupakan tatanan kehidupan normal yang baru dengan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Pola hidup yang baru mengajak kita untuk rajin cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, memakai masker, menjaga jarak dan pola makan bergizi untuk menunjang daya tahan tubuh.                  

Pembelajaran online dilakukan dengan memanfaatkan teknologi khususnya internet. Pembelajaran online dilakukan dengan sistem belajar jarak jauh, dimana Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) tidak dilakukan secara tatap muka melainkan tatap maya. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media non cetak (audio/video), komputer/internet, siaran radio dan televisi. Pembelajaran jarak jauh di masa pandemi yang kini tengah kita rasakan sebagai pelajar atau mahasiswa memiliki dampak negatif dan positif antara lain sebagai berikut:

Dampak Negatif

  • Penurunan pencapaian belajar
  • Keterbatasan koneksi jaringan dan keterbatasan kuota internet sebagai fasilitas penunjang pembelajaran daring
  • Kurangnya bersosialisasi

Dampak Positif

  • Menambah wawasan dalam penggunaan teknologi
  • Anak memiliki banyak waktu dirumah bersama keluarga
  • Metode pembelajaran yang variatif

Pembelajaran Online memiliki beberapa dampak postif bagi siswa karena siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Akan tetapi, siswa memiliki motivasi belajar yang kurang ketika menjalankan pembelajaran online, padahal Motivasi belajar adalah hal penting dalam proses belajar. Motivasi dalam belajar memimiliki peran untuk menumbuhkan rasa senang, gairah, dan semangat untuk belajar. 

Kurangnya motivasi belajar pada pembelajaran online disebabkan pada proses pembelajaran online, siswa dapat menjadi kurang aktif dalam penyampaian pendapat dan pemikirannya, sehingga menyebabkan proses belajar yang membosankan. Apabila siswa mengalami kebosanan dalam belajar maka akan memperoleh ketidakmajuan dalam hasil belajar. 

Oleh karena itu, diperlukan pendorong untuk menggerakkan menggerakan siswa agar semangat belajar sehingga dapat memiliki prestasi belajar. Berikut adalah cara meningkatkan motivasi belajar:   

  • Tingkatan konsentrasi lebih dalam lagi
  • Cari posisi belajar yang paling nyaman
  • Jika lelah istirahatlah sejenak
  • Pasang target terhadap diri sendiri
  • Atur jam belajar
  • Beri penghargaan kecil terhadap diri sendiri

Untuk mempermudah kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan mutu kualitas pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi, ada baiknya menggunakan platform layanan pendidikan yang akan membantu mengelola manajemen, kegiatan akademik, hingga kegiatan administrasi yang saling terintegrasi agar lebih mudah dimonitor.

Berdasarkan survei UNICEF pada awal Juni terhadap 4.016 responden dari 34 provinsi dengan rentang usia 14-24 tahun, 69% merasa bosan belajar dari rumah (BDR). 

Selama BDR, responden mengalami dua tantangan utama, yakni 35% kesulitan akses internet dan 38% kurang bimbingan guru. Kemudian, 62% membutuhkan dukungan kuota internet dan 26% membutuhkan dukungan guru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline