Oleh: Agavia Syifa Rivani (1405620085)
Kelas: Pendidikan Sosiologi A 2020
Kasus COVID-19 di Indonesia pertama kali terkonfirmasi pada awal Maret tahun 2020. Sejak saat itu pandemi ini cepat menyebar hingga ke seluruh wilayah di Indonesia dan mempengaruhi berbagai sektor kehidupan, termasuk pendidikan. Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 mengenai proses Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19. Adanya kebijakan tersebut mengharuskan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran dari rumah atau yang biasa disebut dengan Learn Form Home atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kerumunan yang akan berpotensi mempercepat penyebaran virus. Pergantian metode pembelajaran menjadi daring ini memang merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri, mengingat angka penyebaran virus COVID-19 yang semakin meningkat tiap harinya sehingga mengharuskan adanya penerapan protokol kesehatan dalam berbagai aspek kehidupan.
Perkembangan pendidikan saat ini dipengaruhi oleh pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Salah satu teknologi informasi yang ikut berperan dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran Daring. Pembelajaran daring berfungsi sebagai penghubung antar pendidik dengan siswanya dengan jaringan internet yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Mahasiswa dengan sifat kemandiriannya harus aktif dan tanggap dalam mengikuti update informasi mengenai platform apa yang akan dipakai oleh mata kuliah tertentu baik untuk pemberian tugas maupun penyediaan materi pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebijakan dosen masing-masing mata kuliah. Adapun platform yang saat ini digunakan dalam perkuliahan antara lain Whatsapp Group, Zoom, Google Meet, maupun Learning Management System (LMS). Dapat dikatakan lahirnya pembelajaran daring ini menjadi jawaban akan tantangan melek teknologi serta ketersediaan sumber belajar yang inovatif.
Sebenarnya secara umum baik sistem perkuliahan online maupun tatap muka memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri. Efektifitas perkuliahan daring ini sebenarnya dapat dinilai dari perspektif yang berbeda-beda, ada mahasiswa yang merasa diuntungkan dengan adanya sistem ini, namun ada juga yang merasa bahwa pembelajaran daring tidak efektif untuknya. Arti kata efektif menurut KBBI adalah ada efeknya, akibatnya, pengaruh, dan atau membawa hasil atau berhasil guna. Oleh karena itu, tingkat keefektifannya bisa dikatakan relatif, tergantung dari masing-masing komponen yang menunjang atau turut serta dalam proses pembelajaran daring ini sehingga diharapkan pembelajaran ini membawa hasil yang terbaik meskipun dalam keterbatasan yang ada.
Pengembangan dan implementasi model pembelajaran online atau e-learning ini sudah banyak dilakukan di berbagai lembaga pendidikan, baik untuk tujuan pengajaran maupun pelatihan, karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran ini; diantaranya:
- Memberikan pengalaman berbeda dalam belajar sehingga mampu mengatasi kebosanan dan kejenuhan dalam belajar dengan metoda biasa
- Mampu mengatasi permasalahan waktu dan tempat sehingga dengan e-learning seseorang dapat melakukan pembelajaran dengan mudah kapan dan di mana saja dengan menggunakan komputer yang terhubung dengan jaringan Internet
- mendorong kesadaran belajar secara mandiri, dan
- mengatasi adanya perbedaan yang berasal dari dosen, seperti cara mengajar, materi dan penguasaan materi yang berbeda, sehingga memberikan standar kualitas yang lebih konsisten
Akan tetapi model pembelajaran e-learning ini juga memiliki kekurangan seperti hal-hal sebagai berikut:
- Kurangnya interaksi antara pengajar dengan peserta didik atau antar sesama peserta didik menurunkan fungsi manusia sebagai mahkluk sosial.
- Beberapa materi kuliah memerlukan praktek yang harus dibawah bimbingan pengajar secara langsung.
- Masalah skill and knowledge, Tidak semua orang mengerti komputer dan Internet.
- Kurangnya interaksi antara guru dan peserta belajar atau bahkan antar peserta belajar itu sendiri yang dapat memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
- Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis
- Peserta belajar yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal
Beberapa mahasiswa tentu tidak merasa terbebani dengan kuliah online ini. Mereka justru merasa kuliah online jauh lebih menyenangkan dibanding offline karena mereka tidak perlu membuang waktu dan tenaga untuk pergi ke kampus. Terutama bagi mahasiswa yang tempat tinggal asalnya jauh dari lokasi kampus. Cara belajar dengan metode online learning ini juga memberikan peluang besar kepada seorang mahasiswa untuk dapat mengakses sendiri bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disajikan oleh dosen atau fasilitatornya. Pada saat perkuliahan dilakukan secara offline, mahasiswa dituntut untuk mencari beragam materi sendiri, baik di perpustakaan maupun di toko buku. Lain halnya dengan kondisi saat ini, seluruh materi kegiatan belajar mengajar perkuliahan akan disiapkan oleh dosen sehingga bisa memudahkan mahasiswa untuk mengulang bahan ajar di rumah. Beberapa kampus memberikan fitur berupa Learning Management System (LMS) tersendiri agar mahasiswanya dapat mengakses materi kapan saja sehingga dapat belajar dimanapun dan kapanpun sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Selain itu, pembelajaran secara daring akan membentuk jiwa kemandirian mahasiswa dalam belajar, dan mendorong adanya interaksi antar mahasiswa, terutama bagi mahasiswa yang biasanya sulit untuk aktif berbicara maka akan dapat lebih leluasa menyampaikan pendapat/pertanyaannya melalui pesan text. Perkuliahan secara daring ini dianggap menguntungkan bagi beberapa mahasiswa karena membuat kepercayaan diri lebih tinggi ketika harus menanggapi pertanyaan dari dosen atau melakukan presentasi. Mengikuti pembelajaran dari hanya dari rumah saja membuat mereka tidak lagi merasakan tekanan psikologis dari teman sebaya atau suasana kelas yang biasa mereka alami ketika mengikuti pembelajaran tatap muka. Ketidakhadiran dosen secara langsung atau fisik juga menyebabkan mahasiswa merasa tidak canggung dalam mengutarakan gagasan. Hal ini akan membuat proses pembelajaran menjadi terasa lebih mudah.