Peristiwa Rengasdengklok merupakan salah satu peristiwa yang sangat bersejarah bagi Indonesia, peristiwa ini menjadi salah satu faktor dimana Indonesia mencapai puncak kejayaanya pada masa itu. Maka dar itu semua orang wajib tahu bahwa rengasdengklok adalah peristiwa dimana naskah proklamasi dirumuskan dan dibacakan di jalan pegangsaan timur.
Pada waktu itu Soekarno dan Hatta di bawa ke rengasdengklok oleh Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh. Hal tersebut dilakukan agar proklamasi kemerdekaan Indonedia di percepat dengan adanya kesepakatan anatara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Achmad Subardjo dengan golongan muda.
Golongan tua seperti Ir. Soekarno dan Moh. Hatta menginginkan bahwa proklamasi didiskusikan terlebih dahulu dengan PPKI. Sedangkan golongan muda memaksa agar golongan tua agar cepat-cepat mengumumkan kemerdekaan Indonesia, selain itu golongan muda tidak suka dengan PPKI yang tak ingin negara Jepang ikut campur dan tidak terpengaruh oleh Jepang.
Sebelum itu golongan pemuda telah mengadakan perundingan di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan dari segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.
Dengan adanya desakan tersebut akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi dibacakan di lapangan IKADA yang sekarang telah menjadi lapangan monas. Djiaw Kie Siong adalah orang tionghoa yang rumahnya di pakai untuk menyusun teks proklamasi di Rengasdengklok. Berikut, sedikit kisah dari Djiaw Kie Siong, beliau adalah seorang petani yang tinggal di sekitar sungai citarum.
Beliau adalah warga keturunan tionghoa hakka. Beliau lahir sekitar tahun 1880 di desa Pacing, Sambo, Karawang. Beliau hidup bersama dua saudaranya dan beliau memiliki Sembilan anak.
Beliau meninggal dunia pada 1964 dan Namanya hampir tidak tercatat dalam sejarah. Maka dari itu kita perlu mengenang beliau juga karena jasa dan rumahnya telah terbuka untuk melancarkan kemerdekaan Indonesia.
Beliau selalu membuka rumahnya bagi siapa pun yang datang berkunjung. Dengan ini saat kita datang jangan lupa untuk berdoa dengan agama kita masing-masing mendoakan para pejuang dan beliau karena bagaimana pun beliau merupakan sesosok yang patut dicontoh karena berbaik hati dan mau untuk saling berbagi.
Saat memasuki bagian dalam dari rumah pengasingan Soekarno terdapat foto Djiaw Kie Siong dan juga beberapa foto Soekarno dan Hatta yang terpampang di atas meja yang disediakan untuk memeletakan beberapa dupa dan juga hidangan untuk menghormati jasa dari presiden Soekarno dan juga Bung Hatta. Di samping foto-foto tersebut terpampang beberapa sertifikat dan juga beberapa foto yang menggambarkan keadaan pada masa lampau.
Pada bagian ruang tamu terdapat beragam lemari kaca yang bisa kita lihat di samping kanan dan kiri. Lemari kaca tersebut juga merupakan barang peninggalan dari rumah pengasingan tersebut.
Pada bagian kiri ruang tamu terdapat kamar yang terhubung dengan ruang tamu dapat dilihat bahwa kamar tersebut adalah miliki bung Hatta sedangkan di sisi kanan ruang tamu tersebut terdapat kamar dari presiden Soekarno.