Lihat ke Halaman Asli

Agatha Kenshin

📍 Banyuwangi - Denpasar.

Karena Harta dan Tahta Bukan Segalanya!

Diperbarui: 8 Januari 2020   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah bermimpi

Siapa sih saya? Bukan siapa2. Bukan seorang dari kalangan yg berada, atau tokoh masyarakat yg harus menjaga nama baik keluarga. Namun, bukan berarti saya juga ada niatan tidak menjaga nama baik keluarga saya. Siapa sih yg mau nama baik keluarga tidak ada? Pasti semua selalu menginginkan nama keluarga dalam keadaan baik2 saja.

Dulu, semasa kecil saya pernah berjanji kepada kedua orang tua yg sederhana itu. Kelak akan membahagiakan mereka dengan menuruti semua keinginan mereka, ya. Saya ingin sukses, keinginan yg hampir seluruh umat inginkan.

Dan ternyata benar, Uang bukan segalanya.

Saya berfikir, dimasa itu, sekecil itu, mungkin dengan saya sukses dan punya banyak uang saya bisa membahagiakan kedua orang tua saya, karna memang pada saat itu saya melihat perekonomian keluarga saya benar2 diujung tanduk. Makan aja susah. Harus nunggu beras subsidi. Atau hutang di warung depan.

Mirisnya keadaan keluarga saya saat itu tidak pernah membuat saya minder atau malu untuk mengakui keadaan keluarga saya. Karna dalam hidup saya yg terpenting adalah Keluarga dan kebahagiaan mereka.

Hampir putus asa

Setelah beranjak dewasa. Saya bersyukur bisa masuk disalah satu sekolah menengah keatas di kota (karna memang rumah saya berada di ujung desa).

Disitulah seakan semua mimpi akan terwujud hanya karna masuk ke sekolah kategori negeri. Saya saat itu memang begitu polos, saya memang belum mengerti bahwa ternyata mencari uang untuk kita sukses bukan harus sekolah negeri, lalu melanjutkan ke universitas tertinggi dsb.

Maka, ketika saya lulus sekolah dan tidak bisa melanjutkan ke universitas karna biaya dan ketidakmampuan orang tua, saya begitu marah. Saya lepas kendali, saya berfikir " percuma selama ini belajar sampai jauh2 sekolah ke kota kalau akhirnya hanya berhenti disini saja ".

Saya tiba2 benci dengan keadaan saya yg semula saya tidak pernah memperdulikannya. Disisi lain ayah saya malah pergi alasan cari rejeki yg akhirnya bertahun2 tak kunjung kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline