Lihat ke Halaman Asli

Agatha Erma

Mahasiswa

Wisata Kala Pandemi

Diperbarui: 11 November 2020   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus covid-19 masih terus meningkat. Di Indonesia, kasus terkonfirmasi positif 56.899, sembuh 341.942, dan meninggal 13.943 dari update terakhir: 01-11-2020 berdasarkan situs resmi covid19.go.id. 

Berwisata saat pandemi merupakan hal yang mungkin menakutkan untuk sebagian orang. Hal ini dikarenakan situasi dan kondisi saat ini belum memungkinkan orang-orang untuk bepergian. 

Orang-orang yang bepergian pun sebenarnya tuntutan dari pekerjaan yang mengharuskan orang tersebut untuk bekerja di lapangan atau keluar dari lingkungan rumah. Meskipun pemerintah telah menetapkan status new normal, tak dipungkiri masih ada sebagian orang yang takut untuk kembali bepergian. 

Mau tidak mau siap tidak siap begitu kenyataan yang harus diterima. Semua orang harus menerima dan menghadapi pandemi ini bersama-sama. Pandemi covid-19 tidak pilih kasih. Efek yang ditimbulkan selama pandemi ini merajalela ke segala aspek: ekonomi, pendidikan, pemerintahan, pariwisata dan sebagainya.

Strategi Pengelolaan Objek Wisata Kala Pandemi

Banyak sekali objek wisata di Indonesia yang perlu dijelajahi oleh wisatawan. Setiap daerah pasti memiliki objek wisata yang menarik. Objek wisata tersebut dapat meliputi taman wisata, wisata air, kebun binatang, dan sebagainya. 

Selama pandemi yang memuncak kemarin, semua akses ditutup untuk memutus rantai covid, termasuk kegiatan pariwisata. Ketika kegiatan pariwisata berhenti, otomatis sektor ekonomi daerah setempat juga mengalami kerugian tak sedikit. Seperti yang kita tahu, sektor pariwisata di Indonesia sangat mempengaruhi sektor ekonomi bangsa pula. 

Banyak objek wisata yang telah dibuka kembali pasca new normal. Kegiatan pariwisata juga memiliki keterkaitan terhadap sektor-sektor lainnya, seperti sektor jasa, perdagangan, dan transportasi. Jika pengelolaan objek wisata tersebut dapat dikembangkan dengan baik, hal tersebut dapat mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah setempat.

Pasca new normal seperti ini sudah banyak perubahan sedikit demi sedikit pada strategi pengelolaan objek wisata. Masyarakat setempat bersama pemerintah daerah telah bangkit kembali atas keterpurukan selama pandemi dan ditutupnya objek-objek wisata kemarin. 

Menurut Oka A. Yoeti (2008), kegiatan pariwisata berkaitan erat dengan tingkat perekonomian yang dicapai oleh suatu negara. Semakin tinggi tingkat perekonomian yang dicapai, maka kegiatan pariwisata di negara tersebut juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang memiliki tingkat perekonomian lebih rendah. Lantas, bagaimana strategi pengelolaan objek wisata kala pandemi? Banyak peluang yang bisa didapat dari kondisi new normal saat ini. Pengelola harus putar otak untuk membuat strategi pengelolaan objek wisata kala pandemi.

Hamel dan Prahalad (dalam Rangkuti 2006:4) menjelaskan bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline