Sebuah perusahaan dipastikan memiliki berbagai strategi dalam memasarkan produknya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi pemasaran memiliki peranan penting dalam menarik perhatian masyarakat yang selanjutkan bisa menjadi konsumen perusahaan tersebut.
Fandy Tjiptono dalam bukunya yang berjudul Manajemen & Strategi Merek menyatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan aktivitas bisnis yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi hingga mempersuasif terhadap produk yang ditawarkan. Dengan kata lain kegiatan komunikasi pemasaran terjadi ketika perusahaan sudah mulai promosi dan menawarkan produknya ke masyarakat luas.
Banyak informasi yang bisa didapat oleh masyarakat dari proses promosi itu sendiri, bisa menawarakan produk, mempengaruhi dan bahkan masih dalam tahap memperkenalkan produk itu sendiri.
Dengan adanya promosi, perusahaan pasti memiliki keyakinan dan keinginan untuk membuat masyarakat mengenal produk lalu memahami produk, melakukan perubahan sikap, menyukai produk yang akan membuat masyarakat akhirnya yakin dan membeli produk tersebut.
Masyarakat sebagai target pasar dapat menemukan iklan dari berbagai media, seperti surat kabar, radio, tv, pamphlet, baliho dan yang popular sekarang ini adalah media internet seperti instagram, tiktok, YouTube dan berbagai pop-up ads di website. Namun seiring berjalannya waktu, media yang digunakan dalam melakukan pemasaran tidak lagi menjadi faktor utama.
Dalam survey yang dilakukan oleh George Winslow, seorang produser konten senior untuk TV Tech, pada Desember 2021 terhadap 1.000 pemirsa AS dan Kanada, ditemukan bahwa 64% penonton tv mengoperasikan hand phone mereka selama jeda iklan, 21% memindahkan channel lain yang sedang tidak memutarkan iklan, dan 15% meninggalkan ruangan atau melakukan hal lain. Survey tersebut menunjukkan betapa iklan di televisi tidak akan efektif ketika tidak menggunakan strategi tambahan dalam pembuatan iklan tersebut.
Di dalam dunia bisnis yang memang semakin kompetitif, perusahaan sangat bisa memanfaatkan perkembangan teknologi semaksimal mungkin. Termasuk menggunakan salah satu strategi pemasaran yang disebut Product Placement.
Dengan adanya Product Placement sebagai sebuah strategi baru dalam mempromosikan produk, maka diharapkan bisa menjangkau berbagai media, termasuk media yang bisa membuat masyarakat tidak resah dan terganggu dengan adanya iklan tersebut.
Product placement sendiri bisa diterapkan pada sebuah film, drama, klip maupun media digital lainnya yang akan dianggap oleh perusahaan mempermudah pengenalan suatu produk serta menarik atensi masyarakat lebih banyak dan lebih luas.
Product Placement sebenarnya sudah ada sejak lama, salah satu contohnya adalah munculnya majalah National Geographic pada film It's a Wonderful Life pada tahun 1946.
Di film Indonesia pun juga sudah popular penggunaan strategi product placement. Salah satunya adalah kemunculan produk make up Wardah pada film Habibie Ainun pada tahun 2012.