Dua hari sebelum bulan yang menjadi judul tulisan saya ini, saya sudah tertergur sebenarnya. Saat itu saya sedang mengikuti ibadah Mimbar Bina Alumni, saya tersadar bahwa tahun 2013 ini akan segera berakhir. Dan yang jadi pertanyaan lagi dan lagi-lagi, apa yang sudah aku kerjakan-hasilkan sepanjang tahun ini? Kemudian, di akhir ibadah yang merupakan ibadah terakhir ini aku diajarkan kembali bersyukur untuk setiap kesempatan yang sudah diberikan Sang Pencipta dan Sang Pemberi hidup bagiku. Aku mengikuti ibadah dengan perasaan sesal di awal dan diakhiri dengan syukur dan harapan baru.
Ketika awal bulan Desember ini, tanggal pertama di bulan ini datang memunculkan berbagai macam reaksi sambutan orang. Ada yang menyambutnya dengan candaan, harapan dan doa serta penyesalan. Semuanya tergantung dari keberadaan seseorang dan darimana dia memandang. Berbagai jenis rekasi tersebut saya saksikan melalui personal message BBM, status di facebook maupun kicauan di twitter. Tentu saja, karena desember selalu identik dengan Natal sehingga tak jarang juga yang menghubungkan sambutan kepada bulan ini dengan momen dan harapan Natal. Dan sedikit aneh bagiku setelah aku melihat berbagai-bagai respon orang terhadap bulan ini tak mampu atau sama sekali tidak menggugahku untuk mencoba menunjukkan responku lewat jerjaring sosial yang kerap kali aku lakukan sebelumnya.
Setelah beberapa jam berlalu, berbagai macam tanggapan orang-orang terhadap kehadiran bulan terkahir di tahun ini mencoba menghantuiku. Hari pertama di bulan ini yang aku lalui dengan tak seperti biasanya (lagi) *(silahkan baca di tulisan penulis sebelum-sebelumnya). Hampir seharian penuh aku menghabiskan hari dengan uring-uringan di dalam kamarku. Aku hanya keluar untuk menyeruput minuman dan mengisi asupan untuk tubuhku karena aku tak ingin sakit merongrongku. Namun sebelum hari berakhir, aku bersyukur sekali, aku mampu memutuskan untuk segera mengakhiri ke"gila"an tersebut.
Walau masih terbawa kondisi, aku mencoba mengisi waktu dengan hal yang berguna yang diawali dengan keluar rumah mencari inspirasi, mencoba beberapa perawatan rambut dan wajah (sisi wanita keluar :D) dan membaca buku yang telah aku beli tiga hari yang lalu dari toko buku kesayanganku. Dan akhirnya aku kembali bersyukur, satu buku bisa aku tuntaskan malam ini, sebuah buku sederhana yang memotivasi aku untuk terus menulis.
Seorang sahabat pun mengirim email padaku saat aku sedang membaca buku tersebut. Dia sudah melakukan evaluasi terhadap planning awal tahun ini. Awalnya responku sekaligus yang menjadi balasan email dariku adalah aku belum berani melakukan evaluasi seperti yang sudah dilakukannya karena aku sedang merasa gagal dalam segala hal. Untungnya responku hampir sama dengan seorang sahabatku yang lain, ada teman pikirku. Namun, sambil berpikir dan mencoba bangkit aku pun memberanikan mengirim BBM kepada kedua sahabatku itu bahwa kegagalanku tak akan membuat aku berhenti. Walau bulan ini adalah bulan terakhir di tahun ini, aku tak mau menyerah. Justru, masih ada satu bulan dengan 31 hari dengan 744 jam dan dengan 2.678.400 detik. Setiap detiknya sangat berharga, dan aku sedang berlajar tidak mau menyia-nyiakannya. Aku masih akan berjuang mengejar beberapa planning (walau tidak semua) di bulan ini, mencoba meraih mimpi di sisa tenaga ini, di sisa tahun ini dengan sebuah kekuatan yang selalu diperbaharui Sang Pemberi Anugerah di hidup kita.
You are never too old to set another goal
or to dream a new dream - C.S. Lewis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H