Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia. Jelas tertera pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah "Berbeda-beda tetapi tetap satu". Di dalam Bahasa Inggris artinya "Unity in Diversity". Dikutip dari KBBI terjemahan kata per-kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata "neka" dalam bahasa Sansekerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia.
Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara langsung Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Indonesia, sebagai sebuah negara kesatuan yang jelas pula tercantum dalam Pancasila sila ke-3 Persatuan Indonesia. Sebuah negara yang dibangun berdasarkan semangat kebhinnekaan. Wilayahnya yang memanjang dari Sabang hingga Merauke, menyebabkan Indonesia menjadi negara yang kaya. Kaya akan suku, bahasa, agama, keyakinan, adat istiadat, tempat wisata dan makanan daerah yang juga beragam. Sebagai perempuan yang lahir dan tumbuh di Indonesia, tentunya saya sangat mencintai negara saya.
Tidak perlu dengan cara yang muluk-muluk. Hal kecil yang saya lakukan adalah wisata kuliner makanan nusantara. Bagi saya makanan dan jajanan nusantara tidak kalah keren dibandingkan masakan dari luar negeri. Makanan luar kini tumbuh dan berkembang di Indonesia. Lingkup kecil yang saya sadari adalah Yogyakarta sebagai kota budaya dan kota pelajarpun turut merasakan dampaknya. Makanan luar yang berkembang pesat di Yogyakarta hadir dari berbagai negara, diantaranya makanan Jepang, makanan Italia, makanan Eropa, dan makanan Korea.
Hal ini tidaklah buruk. Karena lidah Indonesia kita juga tentunya ingin merasakan rasa dari makanan negara lain. Namun, kita juga tidak boleh begitu saja melupakan masakan nusantara. Yakinlah masakan nusantara juga instagramable untuk diupload atau sekedar statusisasi kemakmuran. Tidak dapat dipungkiri makanan bukan hanya menjadi kebutuhan pokok saja, tetapi kini juga sebagai gaya hidup.
Di suatu siang saya berkesempatan untuk kali ini Mbinneka. Saya menemukan satu tempat makan bergaya retro dan vintage namun "njawani". Sebuah restoran yang berada di pusat perbelanjaan di ring road utara Yogyakarta, GM Coffe & Lounge. Tertawan hati saya manakala di restoran itu sedang diputar 1 koleksi lagu Jawa Jazz "Ra maido sopo sek ora kangen. Adoh bojo pingin turu angel merem. Ra maido sopo wing sing ora trenyuh. Ra kepethuk sawetoro pingin weruh. Percoyo aku kuatno atimu, wong bagus entenono tekaku" Ahh ucap saya agak sedikit terbawa perasaan. Agak heran ketika tahu bahwa restoran ini berkonsep Indonesia Authentic.
Mengingat restoran ini berada di pusat perbelanjaan besar di Yogyakarta, tepatnya di Hartono Mall. Saya masuk dan duduk, kemudian disodori menu oleh pelayan yang ramah. Kali ini saya benar-benar Mbinneka pikir saya. Begitu saya membaca menu yang dihadirkan semuanya asli Indonesia. Semakin lama membaca menu, musik keroncong di perut saya semakin keras berbunyi. Nama-nama seperti Ayam Goreng Mattah, Ayam Goreng Lengkuas, Sate Ayam Kauman, Tongseng Kambing, Tengkleng Kadipaten, Empal Gepuk Goreng Tamansari, Bistik Jawa Sriwedari, Soto Betawi, Rawon Bungkul, dan Coto Makasar. Minuman yang juga tak kalah membuat saya penasaran ada Djahe Jeruk, Teh Wedang Uwuh, Syrup Tjampolai Mangga Gedong, Syrup Tjampolai Pisang Susu, dan Teh Toebroek Tjatoet.
Saya tertarik pada Tengkleng Kadipaten, alasan utama memilih tengkleng adalah karena alasan kesehatan. Saya darah rendah yang katanya untuk menaikkan tensi darah bisa makan daging kambing. Sayapun langsung memilih Tengkleng Kadipaten sebagai menu santap siang saya hari itu. Minuman Indonesia yang saya pilih untuk menemani tengkleng saya adalah Es Syrup Tjampolai Mangga Gedong. Alasan memilih minuman ini karena saya suka mangga, dan bagi saya setelah makan tengkleng nampaknya saya perlu minuman penyegar yang mengimbangi tengkleng saya. Selain itu Es Syrup Tjampolai Mangga Gedong ini juga bertabur selasih. Manfaat selasih sangat baik untuk kesehatan, yaitu meredakan panas dalam. Cocok setelah makan tengkleng yang pedas dan berlemak.
Sekitar 20 menit menunggu makanan saya datang. Bagi saya penantian 20 menit itu tidak menjadi suatu masalah, karena memasak membutuhkan proses. Bahan yang digunakan di restoran ini semuanya segar, sehingga pengolahannya langsung setidaknya itu penjelasan pelayan yang melayani saya dengan ramah hari itu. Saya berdecak kagum karena makanan dan minuman Indonesia yang disajikan oleh GM Coffe & Lounge membuat saya sadar bahwa menu Indonesia memang tak kalah dari makanan luar yang kini sedang naik daun dimana-mana.
Platting-nya cantik dan begitu suapan pertama daging tengkleng mudah ditusuk benar-benar empuk dan bumbu meresap sempurna. Ahh saya lumer seketika, kemudian melahap hingga tandas 1 piring besar tengkleng bersama 2 porsi nasi yang ditaburi bawang merah goreng yang menambah sedapnya nasi.
Di pusat perbelanjaan saya pikir saya hanya akan menemukan fast food dan makanan-makanan modern khas mall. GM Coffe & Lounge menyediakan masakan yang "ndeso" khas Indonesia, jadi siapapun yang sedang berlibur di Yogyakarta bisa dengan mudah menemukan makanan Indonesia dengan rasa dan penyajian yang istimewa. Mudah bukan, Mbinneka itu tidak rumit, hanya dengan mencintai masakan nusantara. Membuat masakan nusantara memiliki nama besar di negerinya sendiri. Mari makan makanan Indonesia, cintai makanan nusantara. Salam cinta, salam sehat, salam lezat. Aku ojo kuru.