Lihat ke Halaman Asli

Yang Tidak Istimewa dari Jogjakarta

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jogja! Jogja! Tetap Istimewa Istimewa Negrinya, Istimewa Orangnya Jogja! Jogja! Tetap Istimewa Jogja Istimewa untuk Indonesia Sebait lagu di atas ingin menegaskan keistimewaan Jogja. Ada dua keistimewaan penting, sebagai daerah yang istimewa dan dihuni oleh orang-orang istimewa. Istimewa pertama terkait dengan politik. Jogja termasuk salah satu daerah yang -dianggap- memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.Beberapa bangunan dan situs sejarah yang saat ini masih ada di Jogja membuktikan semua itu. Keistimewaan lain adalah orang-orangnya yang ramah dan terbuka. Jogja salah satu daerah yang pluralis, di sana hidup orang dengan bergama agama, budaya, suku bangsa, dan bahkan beragam bahasa. Dan dalam kondisi demikian, Jogja sangat aman bagi minoritas. Namun apakah ini cukup untuk menegaskan kalau Jogja benar-benar istimewa? Bisa ya, bisa tidak. Tergantung bagaimana kita mendefinisikan keistimewaan itu sendiri. Sebagai pendatang saya punya pandangan sendiri tentang Jogja. Beberapa diantaranya istimewa dan beberapa lainnya tidak istimewa. Istimewanya Jogja

  1. Makanan Lumayan Murah Salah satu keistimewaan Jogja adalah harga makanan yang lumayan murah. Tapi memang harus memilih tempat makannya. Kalau anda makan di restoran besar, terkenal, restoran hotel, dll, harganya sama saja. Bahkan bisa lebih mahal. Namun kalau makannya di cafe-cafe biasa, angkringan pinggir jalan, pusat-pusat jajanan, di pasar tradisional, harga makanan sungguh menyenangkan.
  2. Kota Belajar Sangat tidak salah kalau Jogja disebut sebagai kota ahasiswa, atau kota pendidikan, atau kota pelajar. Di sini memang tempat yang tepat untuk belajar. Selain tidak terlalu bising, Jogja juga menyediakan banyak universitas, lembaga kursus dan didukung dengan perpustakaan yang sangat banyak. Apalagi sudah menjadi pengetahuan umum kalau Jogja salah satu dapurnya penerbit-penerbit besar di Indonesia. Ini juga menyebabkan harga buku di Jogja lumayan murah.
  3. Jogja Relatif bersih Hingga saat ini saya masih tidak perlu menggunakan obat nyamuk di malam hari. Meskipun ada, namun tumpukan sampah di Jogja relatif sedikit dibandikan dengan kota-kota lain di Indonesia. Jalan-jalan lumayan bersih. Paling kotor dengan dedaunan pinggir jalan yang mengijaukan kota.
  4. Banyak pilihan wisata Sebagai kota wisata, Jogja memang menyediakan tempat kunjungan yang relatif banyak. Tidak sulit mencari jawaban kalau ada pertanyaan "Mau liburan ke mana?" Sebab di jogja banyak pilihan yang menarik. Ada wisata alam, wisata buatan, wisata budaya, wisata belanja, wisata kuliner, lengkap semua. Apapun yang anda bayangkan tenatng wisaya, di jogja pasti tersedia.

Yang tidak Istimewa di Jogja

  1. Terlalu banyak polisi tidur Begitu masuk jalan yang bukan jalan utama, anda akan dihadapkan pada polisi tidur yang berjejer. Bukan hanya banyak, namun juga tinggi-tinggi. Polisi tidur di jogja sangat mengganggu karena banyak yang menyentuh bagian bawah kenderaan. Kalau kita periksa mesin sepeda motor di jogaj, pasti semua bagian bawahnya tergores. Ini sungguh mengganggu. Maunya ada sebuah kebijakan tentang pembuatan polisi tidur. Jangan semabrang orang bisa membuatnya, suka-suka.
  2. Pengendara Sepeda Motor Yang Tidak Tertib Seorang tetangga saja yang asli Jogja mengatakan: "rasanya saya mau pindah dari sini". Ungkapan itu terkait dengan pengendara sepeda motor yang sangat mengesalkan. Selain kebut-kebutan, pengendara kerap melanggar aturan. Di jogja bukan pemandangan yang asing seorang mengendarai sepeda motor di jalur kanan saolah di jalur kiri. Di Jogja juga orang naik ke trotroar untuk mendahului kenderaan lain. Kalau berhenti di lampu merah, pengendara sepeda motor bertumpuk di depan, berdesakan, sehingga menganggu jalur bebeas pengguna yang mau berbelok kiri.
  3. Jalan berlubang dan bergelombang Masih seputar jalan, jalan-jalan di Jogaj sepertinya tidak pernah diperbaharui. Bukan hanya jalan yang ada di perkampungan dan pemukiman penduduk saja yang rusak dan hancur, namun juga jalur utama juga tidak kalah hancur. Sulit sekali mendapatkan jalan yang benar-benar mulus. Jalan bergelombang, miring, retak dan rusak sangat banyak dan mengganggu perjalanan.
  4. Transportasi dalam kota yang tidak nyaman Kalau tidak memiliki kenderaan sendiri, transportisi di Jogja sedikit tidak nyaman. Ada becak untuk jarak dekat, namun relatif mahal, lambat dan kapasitasnya terbatas. Untuk jarak 3 km, jarang-jarang taksi yang mau pakai agro, jadi harus tembak. Biasanya Rp. 15 ribu. Ada angkutan umum trans Jogja, namun hanya ada di jalur-jalur utama saja. Sementara angkutan umum lainnya (semisal damri dan aspada) mempunyai armada yang sangat tidak nyaman.

Itulah beberapa pengalaman saya, apakah anda punya pengalaman yang berbeda? . . . Baca Juga Tulisan saya yang lain:

  1. Nikmatnya Mencapai "Puncak"
  2. Bersetubuhlah, Jangan Onani!
  3. Esek-esek di KA Jogja-Jakarta
  4. Mengajar Anak Gaya Berciuman
  5. Sssttt...Ada ABG Saling menunjukkan ANU-nya
  6. Doggy Style Sampai Pagi
  7. Bercinta di Perpustakaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline