Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana Menyesatkanku

Diperbarui: 2 November 2017   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

screenshot

Tepat tanggal 27 Januari 2018 mendatang saya genap bergabung dengan Kompasiana. Memang, waktu tujuh tahun bukanlah apa-apa dibandingkan kehadiran Kompasiana yang sudah sembilan tahun mewarnai pelangi kehidupan warga Indonesia khususnya dalam berkarya. Namun, Kompasiana telah menyesatkan saya untuk terlibat lebih jauh dalam dunia menulis. Maka saya meyakini harus bisa berbagi pengalaman  dalam rangka "9thkompasiana".

Sebelum bergabung dengan Kompasiana, saya aktif sebagai jurnalis cetak dan elektronik. Bahkan dunia menulis khususnya reportase dan Opini sudah bukan barang baru. Tak sampai setahun sebelum setia bersama Kompasiana, sebuah artikel tentang media  berjudul "Menggugat (Hari) Pers" telah dimuat di Harian Kompas, 9 Februari 2010. 

Betapa senangnya artikel yang ke-17 baru  pertama bisa diterima di harian bergengsi. Kebahagiaan bukan hanya karena bakal dapat honor tapi bisa menyisihkan sejumlah artikel penulis hebat lainnya yang tentunya punya keinginan yang sama. Hasil dari artikel ini juga lumayan  yakni sebesar Rp 750 ribu/ sebuah kompensasi yang saya anggap sangat memuaskan  dibandingkan media lainnya.   

Menyadari pentingnya mendokumentasikan ide atau gagasan, saya memantapkan diri untuk bergabung. Awalnya ada teman mengusulkan membuat blog atau disimpan di e-mail. Jika  membuat blog, pastinya sebagai pendatang baru tak akan banyak yang baca atau sekadar membukanya. Maka, saya  pun memutuskan untuk mendaftar dalam komunitas Kompasiana. Selain sudah banyak anggota karena  berafiliasi dengan kelompok Gramedia, para blogger di Kompasiana sudah kawakan. Tak ada salahnya turut nimbrung bersama  puluhan ribu penulis hebat di sini. 

Menyesatkanku

Setelah beberapa tulisan saya posting di Kompasiana memang belum banyak yang  melahirkan tanggapan luar biasa. Sepanjang menulis di Kompasiana, ada banyak hal yang ditumpahkan di sini. Selain bisa mengeluarkan unek-unek, siapa tahu ada yang bisa mendatangkan manfaat bagi orang lain. Membaca tulisan bernas milik orang lain di Kompasiana mendorong saya untuk terus menelurkan gagasan dalam berbagai hal. Sayangnya, tak semua ide kita direspon cepat, sehingga harus sabar. 

Namun, setelah bergabung dengan Kompasiana, beberapa momentum sempat tergapai. Sebagai contoh test drive kendaraan bermotor baru. Meskipun sudah lolos jadi peserta test drive Nissan March, tapi gagal berangkat karena tak ada dana. Namun, tetap senang karena bisa melewati ide-ide lainnya. 

Bertemu   Om  Iskandar Zulkarnen atau akrab disapa ISJET dalam sebuah pertemuan blogger di Banda Aceh membuka mata saya untuk terus menerangi dunia menulis.  Apalagai saat itu, saya jadi satu di antara blogger tua.  Dalam pertemuan singkat di sebuah hotel berbintang Aceh Besar, sangat banyak pengalaman yang terekam. Kiat menulis populer, pilihan editor, hingga trending pun ditumpahkan dalam pertemuan. Tiga blogger Aceh, Taufik Al Mubaraq, Tabrani Yanis, Syukri Muhammad Syukri  adalah " racun" Kompasiana di tempat domisili saya.  Pasti banyak yang lain yang tak bisa saya rinci atu per satu. Selain Kompasiana  telah menyesatkanku, tiga blogger ini pun menjerumuskan saya  dalam dunia blogging. 

Dirgahayu Kompasiana, kau telah menyesatkanku dalam rimba menulis.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline