[caption id="attachment_355375" align="aligncenter" width="300" caption="Gerai Ontel Kopi"][/caption]
Festival kopi Kamis malam (20/11) resmi ditutup. Animo masyarakat menyaksikan ragam jenis kopi dan merasakan cita rasa minuman polpuler ini pun berakhir. Sebuah pesta kopi sederhana yang diikuti puluhan gerai dari seluruh Aceh harus gulung lapak. Padahal, masih banyak warga Banda Aceh dan daerah lain yang belum menyaksikan gelaran produk kopi terlengkap saat ini.
Festival Kopi yang berlangsung selama dua hari membuat warga penasaran. Apalagi, racikan kopi pada masing-masing gerai mampu menyedot massa. Belum lagi desain gerai yang eksotis, seperti Gerai Ontel Kopi dan jualan wine kopi-ikon sebuah warung kopi di Banda Aceh. "Kopi wine rasanya lain, bikin kita ketagihan," ujar Reza yang baru pertama mencoba kopi wine.
Meskipun namanya Festival Kopi, racikan sangar-campuran kopi, susu dan gula pasir paling menyedot pengunjung. Panitia pun membagikan 1000 cup sanger-minuman populer di Aceh- kepada 1000 pengunjung pertama.
Sayangnya, Festival Kopi tersandera dengan asap rokok. Lazimnya penikmat kopi di Aceh, rokok seakan menjadi menu wajib. JIka menyeruput kopi atau sanger, maka rokok adalah pelengkapya. Asap rokok bukan hanya mengepul di luar acara atau di pojok warung kopi dadakan, tapi juga di dalam gedung, tempat tertutup yang dilengkapi AC atau pendingin udara.
Lemahnya kesadaran pengunjung yang menyulut rokok dalam ruang ber-AC membuat pengunjung lain tidak nyaman. Mereka pun menggerutu atas perilaku perokok. "Memang perokok susah diatur. Sudah tahu dalam ruang AC, kenapa mesti merokok," timpal MUnar, pengunjung lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H