Pilkada serentak 2024 usai di gelar,di Kabupaten Bekasi secara mengejutkan mantan PJ Bupati Dani Ramdan kandidat yang awalnya diprediksi bakal mendapat suara yang signifikan tercecer jauh di nomor buncit dengan raihan suara minim.
Padahal sebelumnya Dani Ramdan banyak diprediksi akan memenangkan pertarungan, prestasi sebagai PJ Bupati yang dianggap memuaskan oleh sebagaian kalangan dan latar belakang Dani Ramdan sebagai birokrat di anggap cukup menjanjikan bagi masa depan Kabupaten Bekasi.
Melihat fenomena jeblok suara pasangan no urut 1 Dani Ramdan - H Romli yang diluar dugaan banyak kalangan, sebagai salah seorang pendukung Dani Ramdan saya melihat ada beberapa hal yang menjadi penyebab.
1. Dukungan Partai Pengusung Setengah hati
Bukan kader Partai manapun, Dani Ramdan yang " Di Golkar kan " tampak tidak mendapat dukungan penuh kader Partai Golkar sendiri, bisa di lihat dari kantung - kantung suara Kader Partai Golkar di waktu Pileg Februari lalu tidak berbanding lurus dengan perolehan suara Dani Ramdan dalam Pilkada 2024 ini.
Selain itu, dukungan Partai koalisi ( Golkar, PKB, Demokrat, PSI, Hanura, Gelora) yang setengah hati terlihat dengan hampir tidak adanya acara - acara yang dilakukan partai pengusung dalam mensosialisasikan pasangan Dani Ramdan - Romli
Jika ada pun hanya sekedar memggugurkan kewajiban saja nyaris setengah hati. Tidak seperti Partai Gerindra dan PKS yang jor joran mendukung pasangan BN Holik - Faizal Hafan dan PDIP serta PPP dan Partai Buruh yang militan mendukung pasangan Ade Kunang - Asep Surya Atmadja.
2. Ilusi Dukungan Milenial dan Gen Z
Banyak dari tim Dani Ramdan - Romli bahkan Dani Ramdan sendiri meyakini dukungan dari milenial dan Gen Z yang cukup kuat, mungkin berpatokan dari kepopuleran Dani Ramdan di berbagai Flatform media sosial dan komentar - komentar positif dari Gen Z dan Milenial yang terlihat .
Namun Tim Dani Ramdan lupa bahwa seseorang yang mengenal, suka, dekat dengan seorang calon belum tentu memilih nya dalam bilik suara. Keputusan kaum Gen Z dan Milenial memilih seorang Calon Bupati terpengaruh juga oleh preferensi politik orang tua Gen Z dan Milenial tersebut di samping lingkungan pergaulan mereka.