Lihat ke Halaman Asli

Rd.Agah Handoko

Wartawan Bodrex

Pangkeng Pendaringan, Kearifan Lokal yang Mulai Tergerus Jaman

Diperbarui: 24 Juli 2024   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pankeng pendaringan. Dokpri

Disebagian rumah orang Bekasi zaman dulu biasanya ada satu tempat khusus yang digunakan sebagai tempat menyimpan beras. Tempat itu berupa Kamar yang di dalamnya terdapat sebuah atau dua buah Tempayan dan beberapa peralatan untuk menyimpan sesajian.

Biasanya Kamar tempat menyimpan Beras itu disebut Pangkeng Pendaringan, Pangkeng artinya adalah Kamar, sedangkan Pendaringan adalah tempat beras. Penyebutan kata keterangan tambahan Pendaringan adalah untuk membedakan dengan kamar yang lain seperti Pangkeng Tamu untuk tamu, Pangkeng Tidur untuk tempat tidur dan lainnya. Didalam Pangkeng Pendaringan biasanya terdapat tempayan tempat wadah beras, Bunga-bunga sebagai Sesaji dan segelas kopi ditambah lisong.

Tetapi sekarang jarang sekali kita menemui pangkeng pendaringan di rumah-rumah orang Bekasi. Orang Bekasi sekarang cenderung sembarang saja menyimpan beras dan pengkeng pendaringan pun menjadi teramat langka.

Pada hari Rabu (11/7/24) saya mencoba menelusuri jejak-jejak Pangkeng Pendaringan yang masih ada, setelah seharian berkeiling akhirnya kami menemukan rumah yang masih mempunyai pangkeng pendaringan, yaitu di rumah nenek Ijah (bukan nama sebenarnya) Warga Kp. Bulak Jambu, Desa Lambang Jaya.Kecamatan Tambun 

Nenek Ijah bercerita bahwa tradisi menyimpan beras di pangkeng pendaringan seperti itu sudah menjadi kebiasaan turun-temurun dan dia hanya mengikuti saja.

"Nenek hanya ngikutin aja, dulu orang tua juga begini," ujar Ijah 

Nenek Ijah bercerita bahwa setiap malam jumat dan malam senin rokok ,kopi, bunga, dll diganti dengan yang baru dan setiap sebulan sekali diadakan ritual dengan membaca doa khusus.

Dalam ritual khusus itu di dalam pangkeng selain membakar kemenyan juga di sediakan beraneka makanan, nasi, dan ikan yang nantinya boleh dimakan setelah ritual selesai

" Seminggu dua kali kopi pahit dan manis diganti, juga bunga tujuh rupa sedangkan sebulan sekali diadakan ritual khusus dengan membaca doa" tutur Ijah.

Biasanya ketika akan mengadakan pesta pernikahan atau keriaan, orang Bekasi biasa juga mengadakan ritual di dalam pangkeng tujuannya adalah agar acara berlangsung lancar dan tidak terjadi sesuatu hal yang merugikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline