Adakah Logika selalu Logis?
Peringatan Keras:
Merokok Membunuhmu!
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengategorikan alkohol sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan seperti kanker dan penyakit hati.
Hola, Kau sudah Bekerja Keras selama 20 tahun lebih, dan masih menunggangi Kuda kuno itu. Sekarang, bahkan tidak diproduksi lagi, tau! Kalau rusak, perlu spare part, mesti jadi kanibal, mengambil dari Kada kuno lain. Untung, kalau masih bisa dapat sparepart-nya."
Hola pusing juga, "lya, ya, kok bisa? Selama ini sudah banting tulang seperti kuda, tapi tunggangannya masih Kuda kuno, Kucing Besar macam Jaguar kek, Ferrari kek, apa kek yang lebih keren!"
"Ada yang salah, Hola... Salah betul. Coba pikirkan, KAMu ini borosnya di mana? Boros berarti bocor, nah kebocoran itu Yang perlu ditambal." Bagi Bola, si logikawan, segala sesuatu itu ada logikanya. Kalau orang sudah bekerja puluhan tahun dan Pake Kijang atau Kuda, ya pasti ada yang salah.
idak Terpikir Lama, di mana ya keborosan bin kebocorannya... TIDAK nemu juga. Beberapa hari kemudian bertemu lagi dengan Bola, "Nyerah, Bung, aku benar-benar nyerah. gak nemu keborosannya di mana, kebocorannya di mana."
"Nah, itu, Hola, dulu kan sudah kunasihati, ambil Logika saja. Kamu, keukeuh mau ngambil Teknik, ya seperti ini jadinya. Hidup ini Logis, Hola, bukan teknikal."
"Ya, ya, ya, Bola... sekarang mau apa? Ngak bisa kuliah lagi kan! Bantulah aku, what should I do?'
"Jangan Hola, jangan cepat-cepat what should You do, Kita cari tahu dulu, persoalannya apa dan di mana... Kau masih merokok?"
"Ya," jawab Hola.
"Berapa batang?
"Ya, minimal I pak setiap hari. Kadang bisa satu setengah atau dua, kalau lagi stres." Bagi Hola, rokok adalah obat anti stres. Dia belum kenal meditasi dan yoga segala.
"Hola, Satu Hal yang Paling Penting... Camkan ini, tidak boleh pakai kata kadang-kadang. Kadang-kadang itu tidak logis, tidak bisa diperhitungkan. Mesti precise, tepat. Kadang-kadang itu bisa multi-tafsir." Bola tidak pernah menyia-nyiakan waktunya. Asal ada kesempatan, logika dan matematikanya bekerja. O ya, lupa, selain Logikawan, Bola juga seorang Matematikawan. Kornbinasi yang rada aneh juga, tapi ya, seperti itulah Profesor Bola.
Hola mulai meragukan keputusannya dulu untuk memilih teknik, kenapa tidak menjadi logikawan seperti Bola saja' ya... tapi, apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, "Bola, bisa diambil rata-ratanya saja, 1.5 pak setiap hari.
"Nah, itu sudah benar. Satu setengah pak, ya. Merek apa Coba kita hitung-hitung...
Harga Rokok Favorit Hola kurang lebih 20.000 rupi per pak. Satu setengah Pak berarti 30.000 rupiah per hari, dikali 30 berarti 900.000 rupiah per bulan - kali 12, berarti 10.800.000 per tahun - kali 20 berarti 216 juta rupiah selama 20 tahun!
"Coba, pikir-pikir lagi Hola, ini sepertinya kebocoran sekunder. Pasti ada kebocoran primer yang lebih hebat lagi," desak Profesor Bola.
Dengan penuh rasa malu, pelahan tapi pasti, satu per satu Hola membeberkan data pengeluarannya, yang dianggap menjadi biang keladi. Ada kebiasaan minum bir, arak, dan setidaknya 1 botol brandy setiap bulan. . . Hitung-hitung, Hola menghabiskan lebih dari 5 juta untuk alkohol.
Lima juta dikali dengan 12 sudah 60 juta rupiah per tahun. Dikali 20, sama dengan 1,2 miliar, "Hola, Hola, kau sudah menghabiskan lebih dari 1,2 miliar untuk rokok dan minuman keras... Seandainya kau tidak membakar dan membuang uang seperti itu, hari ini kau sudah memiliki Jaguar!
Sialan, Hola Berpikir, dan mulai berpikir secara logis. Ia tahu bahwa penghasilan Bola juga lumayan, dan masih lajang pula. Tidak punya tanggungan apa-apa.
Logika Hola menggunakan matematika yang sama. . . Hitung punya hitung, "Bola, dengan menggunakan logika dan matematikamu, mengingat kamu tidak merokok, tidak pernah mengonsumsi miras, tidak punya keluarga, tinggal di apartemen seorang diri. semestinya kau memiliki Ferrari... Kapan-kapan ajak dong, soalnya belum pernah naik Ferrari."
Giliran Bola pusing, betul juga Hola, kebocoranku mana Dimana ya? Dengar-dengar, sampai hari ini pun dia masih hitung-hitungan , belum nemu bolongnya, kenapa dia tidak memiliki ferari
Ccrita Ini Bukanlah tentang Rokok dan Minuman keras
Beralkohol. Pun tidak mempromosikan Kuda, Kijang, Jaguar atau Ferrari.
Kiranya Peringatan Keras di atas sudah jelas. Urusannya bukan rokok dan miras. Urusannya adalah soal logika Bahwasanya, tidak semua perkara dapat dicarikan logikanya. Hidup bukanlah sekadar matematika. Tidak semua hal mesti masuk akal.
Contoh, cinta tidak logis, tidak bisa dijelaskan secan logis. Juga bukan matematika, bukan soal hitung-menghitung.
So, Hola, rokok dan miras memang tidak menunjang kesehatan dan menghabiskan banyak uang pula. Pada saat yang sama, berhati-hatilah dengan orang-orang seperti Bola. Janganlah membiarkan mereka membuatmu pusing dengan logika dan matematika... Sebab, sekali lagi, ingat... hidup ini bukanlah urusan logika dan matematika Saja.
sumber : Anand Krishna. Keras Lembak. Oke Dua-duannya. Pusat Studi Veda dan Dharma. 2021.
https://www.anandkrishna.net/wp-content/uploads/2021/10/buku-keras-lembek.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H