Lihat ke Halaman Asli

AF Yanda

TERVERIFIKASI

Bentuk Tim Sembilan, Benarkah Ini Wujud Intervensi Pemerintah terhadap PSSI?

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pasca berakhirnya dualisme kepengurusan PSSI yang ditandai dengan lengsernya rezim PSSI bentukan Halim Mahfudz cs berganti dengan rezim baru muka lama yang dikomandoi oleh La Nyalla Mataliti ternyata belum banyak perubahan signifikan yang terjadi ditubuh PSSI khususnya dalam hal membangun sepak bola Indonesia kearah yang lebih baik. Visi-misi mereka untuk memajukan dan membuat sepak bola Indonesia berprestasi pun terkesan seperti hanya dimulut saja, karena nyatanya sepak bola Indonesia pun kian hari semakin menurun kualitasnya tertinggal jauh dari beberapa Negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, Singapura dan juga Filipina, bisa dilihat dari buruknya kinerja mereka dalam mengelola sepak bola Indonesia, yang berdampak langsung terhadap kompetisi yang mereka jalankan dan juga Timnas Indonesia yang berada dibawah naungan mereka.

Dalam hal pengelolaan kompetisi baik ISL yang merupakan kompetisi tertinggi di Indonesia maupun liga-liga dibawahnya, nyatanya masih jauh dari harapan. Banyaknya masalah yang terjadi seperti jadwal kompetisi yang acak-acakan, kerusuhan antar supporter, tertunggaknya gaji pemain, skandal pengaturan skor yang dilakukan oleh mafia, hingga dagelan sepak bola gajah yang sempat membuat heboh beberapa waktu belakangan ini menunjukan bahwa Liga Indonesia dibawah komando PSSI ini justru jauh dari kata professional, belum lagi jika berbicara mengenai Timnas Indonesia dibawah naungan PSSI saat ini, ketidak berdayaan Timnas baik senior maupun junior untuk bisa berbicara banyak diberbagai ajang turnamen yang diikuti beberapa waktu belakangan ini pun semakin menguatkan dugaan bahwa ada yang salah dalam pengelolaan sepak bola Indonesia oleh PSSI. Meski begitu ada beberapa catatan keberhasilan yang dilakukan PSSI pasca berakhirnya dualisme kepengurusan, salah satunya dengan turut sertanya Indonesia diajang Liga Champion Asia (meskipun harus melewati babak kualifikasi), dimana musim lalu Indonesia tidak mendapatkan jatah untuk bisa ikut berpartipasi dikejuaraan ini.

Masalah-masalah diatas akhirnya menimbulkan kekhawatiran dimasyarakat khususnya dikalangan pecinta sepak bola Indonesia akan masa depan sepak bola negeri ini. Desakan dari berbagai elemen masyarakat khususnya para insan sepak bola negeri ini agar kepengurusan PSSI segera dibekukan pun semakin menguat, Pemerintah pun melalui Kemepora diminta untuk segera turun tangan menyelesaikan masalah-masalah sepak bola di negeri ini, tuntutan beberapa pihak agar Kemenpora mereformasi pengelolaan PSSI khususnya dengan merombak kepengurusan PSSI saat ini diganti dengan orang-orang yang lebih professional dan kompeten pun semakin menguat.

Keresahan dan desakan publik ini nampaknya langsung di respon oleh sang menteri Imam Nahrawi dengan berencana membentuk tim yang disebut sebagai tim Sembilan, yang bertugas untuk mengawasi kinerja PSSI. Kemepora yang diwakili oleh Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan bahwa pembentukan Tim Sembilan bukanlah bentuk intervensi, namun hanya memberikan masukan kepada PSSI agar bisa mencetak timnas yang andal, karena sesuai UU SKN 2005, tak ada satu pun cabang olahraga yang tak bisa disentuh pemerintah. Langkah Kemenpora ini pun merupakan wujud kepedulian pemerintah sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang sistem keolahragaan nasional.

Meski begitu hingga saat ini belum ada wujud nyata dari rencana pembentukan tim Sembilan tersebut, karena hingga saat ini Kemenpora belum menetapkan siapa saja orang yang akan ditunjuk untuk masuk dalam tim Sembilan ini, namun pihak Kemenpora memastikan akan ada perwakilan dari PSSI yang akan duduk di tim Sembilan ini nantinya. Hasil kerja dari tim Sembilan ini nanti akan diusulkan untuk dibahas pada Kongres PSSI yang rencana nya akan digelar pada tanggal 15 Januari 2015 nanti.

Kemenpora sepertinya tidak ingin terlalu gegabah untuk mengintervensi langsung PSSI, terlebih lagi apabila ingin membekukan dan merombak kepengurusan PSSI, karena sama-sama diketahui bahwa PSSI adalah badan atau organisasi yang berada dibawah naungan FIFA bukan dengan pemerintah. Langkah untuk membekukan PSSI bukanlah langkah yang mudah bagi pemerintah karena langkah tersebut bisa berdampak negatif terhadap sepak bola Indonesia, dimana langkah tersebut bisa dianggap sebagai bentuk intervensi pemerintah terhadap PSSI yang berdiri diatas statuta FIFA, yang dapat berakibat pemberian sanksi oleh FIFA kepada Indonesia. Sanksi yang terberat yang mungkin akan diterima Indonesia jika pemerintah dianggap mengintervensi PSSI oleh FIFA salah satunya ialah melarang Indonesia untuk ikut berpartisipasi di semua even sepak bola internasional resmi dibawah naungan FIFA.

Sebagai gambaran saja ada beberapa negara anggota FIFA yang pernah mendapatkan sanksi akibat adanya intervensi dari pemerintahan Negara yang bersangkutan, seperti Brunei Drussalam, Iran, Kuwait, Nigeria dan masih banyak lagi dengan tenggang waktu sanksi atau hukuman nya yang bervariasi, seperti Brunei yang mendapatkan sanksi atau hukuman larangan berkecimpung di dunia sepak bola sejak tahun 2009 hingga berakhir pada tahun 2011, ada juga yang mendapatkan sanksi sangat singkat yaitu Yunani yang hanya mendapat sanksi atau hukuman selama lima hari sejak tanggal 3 hingga 7 Juli 2006.

Tidak ada yang perlu dicemaskan oleh PSSI terkait langkah Kemenpora ini, sejauh PSSI telah bekerja sesuai dengan aturan yang ada, jika langkah Kemenpora yang baru sebatas wacana saja sudah ditanggapi dingin oleh PSSI, tidak salah jika banyak pihak yang mencurigai ada yang tidak beres di internal PSSI. Apapun itu, langkah yang diambil oleh Kemenpora untuk membentuk tim Sembilan yang bertugas mengawasi kinerja PSSI ini sebenarnya patut diapresiasi sejauh apa yang mereka lakukan ini sesuai koridor dan batasan-batasan agar apa yang mereka lakukan ini tidak disebut sebagai langkah mengintervensi PSSI.

Langkah ini sebenarnya bisa bermanfaat positif bagi sepak bola Indonesia, dimana dengan diawasinya kerja PSSI, maka diharapkan PSSI bisa bekerja dengan serius dan professional dalam membangun serta mengelola sepak bola Indonesia dan tidak melenceng dari jalurnya. Apa yang dilakukan oleh Kemenpora ini merupakan wujud atau langkah mereka sebagai wakil rakyat yang mencoba menyerap aspirasi masyarakat untuk bisa ikut bertindak dan berperan membenahi sepak bola negeri ini sekaligus membantu PSSI dalam memajukan serta membangun sepak bola Indonesia bersama-sama agar bisa berprestasi dan lebih baik kedepanya.

“Sepak bola Indonesia sejatinya adalah milik rakyat Indonesia bukan milik PSSI ataupun FIFA, rakyat berhak untuk turut serta memajukan sepak bola Negara-nya.”

Salam,,,



Rujukan:

http://sport.detik.com/sepakbola/read/2014/12/12/165412/2775899/76/akan-bentuk-tim-khusus-kemenpora-pssi-tak-perlu-cemas

http://www.antaranews.com/berita/468807/kemenpora-bentuk-tim-sembilan-untuk-awasi-pssi

http://www.bolalob.com/bola/internasional/other/berita-ini-contoh-sanksi-sanksi-yang-pernah-dijatuhkan-fifa-ke-anggotanya-17768

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline