Lihat ke Halaman Asli

Afwa Pahlevi

Mahasiswa/23107030115/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

UMKM Ibu Rumah Tangga: Kisah Inspiratif Emi dengan Usaha Kripik Tempe Sagunya

Diperbarui: 17 Juni 2024   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Pada saat ini, seluruh dunia tengah dilanda permasalahan ekonomi. Indonesia menjadi negara yang tidak luput dalam terpaan berbagai masalah di sektor ekonomi. Hal ini terjadi dikarenakan efek dari adanya pandemi COVID-19 dalam beberapa tahun lalu. Masifnya pengurangan karyawan dan pemberhentian kerja menyebabkan beberapa kepala keluarga terpaksa harus kehilangan pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarga mereka.

Tidak hanya itu, ketidakstabilan ekonomi dunia mengakibatkan harga bahan pokok menjulang tinggi. Hal ini semakin menyulitkan masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuan mereka. Salah satu masyarakat Indonesia yang terdampak akan hal ini adalah Emi. Amiroh atau biasa dipanggil Emi, merupakan ibu rumah tangga sekaligus ibu dari dua anak yang saat ini sedang aktif bersekolah.

Meskipun suaminya masih memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta tetapi kenaikan harga bahan pokok yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir dan masih adanya tanggungan yaitu kedua anaknya yang masih bersekolah, memaksa Emi untuk memutar otak dalam mencari penghasilan tambahan untuk keluarganya. Hal ini dikarenakan Emi tidak bisa jika hanya mengandalkan gaji suaminya setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

"Suami sih masih bekerja mas, tapi kita semua tahu kalau harga sembako kan naik terus tiap harinya. Anak-anak juga masih pada sekolah masih pada bayar spp jadi kalau hanya pakai gaji suami perbulannya gabisa nutup," ujarnya.

Pada tahun 2020 ketika covid melanda, Emi mendapat kabar dari suaminya bahwa gaji suaminya akan dipotong 50% dikarenakan sepinya tamu yang datang dan menginap di hotel suaminya bekerja. Mendengar hal itu kemudian Emi memutar otak untuk memulai usaha yang dapat ia lakukan di rumah.

"Tahun 2020 kemarin itu jujur saya pusing banget mas. Suami saya kerja di hotel terus banyak rumor hotel mau mempensiunkan dini para pekerjanya. Jadi teman-teman kerja suami saya banyak yang di PHK tapi untungnya suami saya enggak, cuma memang gaji yang suami saya terima hanya 50% dari biasanya karena tamu hotel sepi," ucap Emi.

Kemudian Emi teringat akan adiknya yang berjualan kripik tempe sagu di kampung halamannya. Sama seperti Emi, adiknya memiliki usaha kripik tempe sagu untuk tambahan penghasilan keluarganya. Alasan Amiroh memilih membuka usaha berjualan kripik tempe sagu adalah dikarenakan bahan yang digunakan dalam pembuatannya yang tergolong murah dan mudah untuk didapatkan. Oleh karena itu, Amiroh mulai belajar untuk mengolah kripik tempe sagu melalui berbagai video Youtube dan diajari oleh adiknya ketika Amiroh sedang pulang kampung untuk menengok ibunya di rumah.

"Saya awalnya membuka usaha kripik tempe sagu ini karena adik saya mulai duluan mas. Jadi, saya ikut adik saya, siapa tahu bisa karena modal untuk usaha kripik tempe sagu ini relatif murah. Akhirnya saya diajarin adik saya pas saya lagi pulang ke rumah. Sambil liat liat tutorial di Youtube juga mas belajarnya."

Berkali-kali Emi gagal dalam percobaannya membuat kripik tempe sagu. Akan tetapi, dengan tekat dan keinginan yang kuat untuk membantu suaminya memenuhi kebutuhan rumah, akhirnya ia berhasil membuat kripik dengan tekstur dan rasa yang menurutnya pas di lidahnya.

Dokumen Pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline