Lihat ke Halaman Asli

Apakah Agama Dapat Dilogikakan?

Diperbarui: 11 Oktober 2015   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agama…? Ya agama, kali ini saya akan menulis tentang apa yang saya tahu tentang agama. Apa itu agama? Dari mana agama bemula dalam diri kita? Dan apakah agama dapat dilogikakan dengan logika manusia?

Apa itu agama? Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan, keyakinan, kepercayaan, dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan cara memandang manusia dengan manusia, manusia dengan mahluk lain, dan manusia dengan Tuhan. Masih banyak penafsiran tentang pengertian agama. Namun menurut saya intinya dalam artian agama adalah wadah untuk suatu keyakinan seorang hamba.
Dari mana agama bermula dalam diri kita?Apakah agama timbul karena keturunan atau memang agama langsung ditakdirkanTuhan kepada diri kita? Menurut keyakinan yang saya anut ( Islam ), agama bermula atau berasal langsung ditakdirkan oleh Tuhan. Karena sebelum dilahirkan kedunia manusia telah dituliskan takdirnya, yaitu takdir apa agama yang dianut, takdir seberapa rizkinya, takdir siapa jodohnya, serta takdir waktu kematiaannya. Artian ini seperti apa yang tercantum dalam hadis berikut :

Dari Abdur Rahman bin Auf ra, ia berkata : saya mendengar Rosululloh bersabda : Alloh SWT berfirman : “ Akulah Alloh, Akulah Yang Maha Pemurah, Aku menciptakan rahim dan Aku pecahkan dari namaKu, barang siapa yang menyambungnya maka Aku menyambung orang itu, dan barang siapa yang memutuskannya maka Aku putus kan dia “. ( At-Tirmidzi ).

Dari hadist tersebut dapat kita ambil makna bahwa setiap manusia sebelum kelahiran nya sudah ditetapkan agamanya. Ada kala Tuhan mentakdirkan suatu perbedaan dalam beragama yaitu agar manusia dapat saling berdiskusi tentang kebenaran.

Setelah membahas artian agama mari kita sedikit berlogika tentang agama, apakah logika manusia dapat digunakan atau sesuai dengan agama? Seperti ajaran-ajarannya dan tata cara beribadah. Seperti contoh dalam hal berwudlu, seseorang telah suci dari hadats kecil, lalu orang tersebut buang angin lewat duburnya, lalu apakah cara mensucikan hadats kecil tersebut harus membersihkan duburnya, sedangkan dalam rukun berwudhu tidak ada rukunnya untuk membasuh atau mengusap duburnya. Dalam contoh lain, diharamkan bagi umat islam untuk mengkonsumsi daging babi, karena mengandung madhorot bagi pemakannya. Seperti yang telah tebukti bahwa daging babi mengandung cacing pita yang berbahaya bagi kesehatan, namun apabila daging tersebut dinetralkan dari cacing tersebut, apakah daging babi menjadi halal?

Namun dalam hal lain ajaran-ajaran agama Islam juga sesuai dengan logika manusia. Seperti contoh nya agama Islam mengharamkan riba dalam peraturan hutang. Hukum riba tersebut sesuai dengan logika manusia, karena apabila riba dilakukan akan menyengsarakan orang yang berhutang. Contoh lain agama islam juga mewajibkankepada pemeluknya untuk saling membantu dan bertoleransi dengan sesame manusia, dan apabila dilogikakan memang ajaran tersebut sangat tepat dengan sifat manusia sebagai mahluk social.

Dari contoh-contoh di atas saya tarik kesimpulan bahwa ada ketentuan-ketentuan agama yang sudah tidak bias dirubah, walaupun tidak sesuai dengan pemikiran logika manusia. Namun juga ada ketentuan yang sesuai dengan logika manusia. Dan intinya kita harus tetap meyakini bahwa ketentuan-ketentuan agama berasal dari Tuhan, walaupun tidak sesuai dengan pemikiran manusia. Karena Tuhan Maha Tahu atas segalanya, dilain sisi kita juga harus tetap melakukan ketentuan tersebut dengan penuh keyakinan. Apabila ada kekeliruan dan kesalahan, saya sebagai penulis artikel ini mohon atas kritiknya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline