Lihat ke Halaman Asli

Haftar

Guru SMP Swasta, penikmat logika jernih, visioner

Jiwa yang Terkekang

Diperbarui: 16 Juni 2023   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sewaktu saya sedang melakukan kegiatan Pendampingan Individu ke 6, pada salah seorang guru calon guru penggerak angkatan ke-7, tiba-tiba saya mendapatkan telepon dari seseorang yang tidak saya kenal. Sehingga coaching yang sedang saya laksanakan terganggu. Ternyata telepon itu datang dari seorang rekan guru di sekolah tempat saya bertugas. 

"Ada apa Bu," tanya ku.

"Ini lho Pak, kan,  Bapak yang mengajak Ayu untuk melakukan shooting video, tapi di sini Ayu  nggak dapat melakukan shooting, karena seniornya sudah melarangnya, karena tidak ada izin dari pihak asrama."

Kemudian HP tersebut beralih kepada anak yang bernama Ayu. Dengan suara tersedu-sedan menangis, Ayu menceritakan bahwa dia tak dapat untuk melaksanakan kegiatan shooting tersebut.

Saya yang mendengar jeritan suara di seberang sana, tidak mampu berbuat apa-apa. Saya tidak tahu persis bagaimana kejadiannya. Saya hanya mendengarkan dan berjanji untuk dapat membantu Ayu.

"Baiklah Ayu, nanti bapak sampaikan kepada pimpinan asrama supaya masalah ini.  Tolong disampaikan juga pada pihak-pihak lainnya. Supaya Ayu mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat Ayu."

Saya hanya bisa menjanjikan sebatas itu kepada anak yang penuh talenta ini, tapi Apakah saya dapat meyakinkan pihak asrama untuk membantu  Ayu. Saya pun  tidak bisa memastikannya.

Saya tidak begitu kenal dengan Ayu.  Cuma saja saya adalah gurunya dan dia juga berkawan akrab dengan anak saya. Karena pertemanan ini, Ayu juga menjadi akrab dengan saya. Apalagi saya guru pembina kegiatan ekstra seperti olimpiade seni dan mata pelajaran. Salah satu bidang yang sangat diminati oleh Ayu. 

Saya ingin membantu Ayu dapat berkembang sebagaimana anak-anak yang lainnya. Apalagi Ayu mempunyai talenta yang sangat luar biasa. Dia mempunyai ambisi yang tinggi untuk mengembangkan talentanya. Dia mempunyai hobi berpidato dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Arab. Dia juga mampu berprestasi di bidang kepramukaan. Saya ingin membantunya. Tapi apa daya. Saya tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi orang-orang di yayasan tempat saya bertugas. Saya hanya bisa berdoa dan menyampaikan kepada pihak-pihak terkait, agar Ayu dapat diberikan kesempatan untuk mengembangkan talentanya. Saya yakin Ayu akan berhasil meraih prestasi tertinggi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline