Lihat ke Halaman Asli

Fuziansyah Bachtar

Pemburu hikmah kehidupan

Kekuatan Cita-Cita dan Israel

Diperbarui: 14 Mei 2024   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kekuatan Cita-Cita

Ada penelitian menarik terkait cita-cita.

Sejumlah wisudawan di Yale University tahun 1953 ditanya apakah mereka sudah mempunyai cita-cita yang ingin dicapai setelah mereka lulus.

Jawabannya sangat mengejutkan. Dari seluruh wisudawan hanya 3% yang bisa menuliskan cita-cita mereka dengan ditel. Sisanya yang 97% tidak memiliki cita-cita yang jelas. Mereka tidak tahu apa yang mereka inginkan, apalagi cara memperolehnya.

Sekitar dua puluh tahun kemudian, tepatnya tahun 1972, dilakukan penelitian ulang pada sampel yang sama, yakni kelompok wisudawan tersebut di atas. Hasilnya sangatlah mengejutkan. Ternyata gabungan penghasilan dari 3% wisudawan yang telah menetapkan cita-cita mereka jumlah penghasilannya jauh lebih besar dari pada gabungan penghasilan 97% wisudawan lainnya yang tidak memiliki cita-cita. Perbedaan yang sangat signifikan tersebut bukan sekedar faktor tingkat kecerdasan atau kemampuan akademik semata, melainkan lebih disebabkan oleh kekuatan cita-cita. Mereka tahu apa yang mereka inginkan, dan mereka tahu jalan memperolehnya".

Meskipun ada banyak catatan terkait keabsahan penelitian di atas, yang mana ceritanya dianggap dilebih-lebihkan, dan banyak dipakai oleh para motivator, ada penelitian lain yang lebih tercatat menunjukan kesimpulan yang mirip. Penelitian Profesor Gail Matthews dari Dominican University of California menyimpulkan bahwa mereka yang memiliki tujuan tertulis akan mencapai hasil lebih baik dibandingkan mereka yang tidak menuliskan tujuannya. Bahkan hasilnya akan lebih baik lagi bagi mereka yang menulis tujuan dan koar-koar tentang cita-citanya itu kepada teman-temannya, dan rajin melakukan evaluasi perkembangan targetnya tersebut.

Hari ini 14 Mei adalah hari ulang tahun Israel, dimana mereka menyatakan kemerdekaannya 14 Mei 1948. Ini adalah salah satu contoh tentang kekuatan cita-cita. Di Kongres Zionis Pertama, yang diadakan di Basel Swis tahun 1897, seorang tokoh Yahudi bernama Theodor Herzl, mencanangkan pendirian negara Yahudi, "mungkin dalam 5 tahun dan pastinya dalam 50 tahun". Dan itu terbukti. 51 tahun kemudian berdirilah negara Israel, dengan cara mengusir dan membunuhi orang-orang Palestina yang sudah mendiami tanah Palestina. Herzl sendiri sudah bercita-citas sejak lama, mulai menulis dan memprovokasi bangsa Yahudi dengan menerbitkan buku "Der Judenstaat", Negara Yahudi, sejak tahun 1895.  

Sementara itu di kalangan umat Islam, sepertinya belum ada tokoh seperti Herzl yang punya cita-cita besar untuk memerdekakan bangsa Palestina...  Kalau ada tolong beri tahu saya.

Omong-omong, apa cita-cita anda? Dan apakah sudah menuliskannya?

FB@2024.5.14




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline