Lihat ke Halaman Asli

Fuziansyah Bachtar

Pemburu hikmah kehidupan

Hamka, Ulama Pejuang Kemerdekaan sekaligus Content Creator yang Viral di Zamannya

Diperbarui: 17 Februari 2024   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: mui.or.if


Hamka, Ulama Pejuang Kemerdekaan sekaligus Content Creator yang Viral di Zamannya

Menyaksikan film Buya Hamka yang sedang tayang di Lebaran tahun ini, mengingatkan diri ini akan sosok seorang yang hebat, seorang ulama sekaligus sastrawan, politikus sekaligus pejuang kemerdekaan, juga suami yang sayang istri dan ayah yang perhatian.

Gambaran visual di film tersebut sangat indah dan cukup realistik menggambarkan keadaan di zaman itu, pakaian, rumah, jalanan, mobil tua, dan lainnya. Perlahan demi perlahan kita diperlihatkan beberapa fragmen kehidupan dari seorang tokoh besar pejuang kemerdekaan. Seorang tokoh yang kelihatannya belum banyak dikenal kalangan anak muda.

Ya. Perbedaan waktu dan keadaan antara zaman itu dan zaman now memiliki jarak yang sangat jauh, khususnya bagi kaum milenial. Namun sepertinya ada bahasa yang pas untuk menjelaskan kepada kaum milenial zaman now, yakni, Buya Hamka adalah seorang content creator yang viral di zamannya, sebagaimana disimpulkan oleh penulis Ahmad Fuadi dalam video “Belajar dari Buya Hamka” di channel youtube Mata Najwa.

Zaman itu belum ada internet, komputer, bahkan televisi. Media komunikasi yang ada adalah lewat koran atau buku, itupun sangat sederhana sekali, koran hanya satu lembar. Lewat media koran Pedoman Masyarakat itulah, beliau menuliskan kisah roman yang viral dan ditunggu-tunggu sebagai hiburan oleh masyarakat.

Dengan kecerdasannya beliau mengambil topik yang sangat disukai oleh bangsa ini, romantis religius. Dengan dibumbui kritikan kepada adat kebiasaan yang membelenggu, seperti kawin paksa dan perjodohan, kemiskinan dan perceraian. Itulah yang muncul dalam cerita “Di Bawah Lindungan Ka’bah”, “Tenggelamnya Kapal Van Der Wick”, “Si Sabariah”, dan sebagainya. Ini adalah topik yang sangat viral bahkan hingga masa kini dan zaman now. Bisa terlihat dengan viralnya novel “Ayat-Ayat Cinta” dan “Ketika Cinta Bertasbih” karangan Habiburrahman El Shirazy di era tahun 2000-an.

Dari segi keIslaman, Buya Hamka memiliki ilmu yang dalam. Beliau berguru kepada para tokoh Islam seperti HOS Cokroaminoto, Ki Bagus Hadikusumo, dan lain-lain termasuk dari ayahnya H. Abdul Karim Amrullah alias Haji Rasul, seorang ulama besar pembaharu Islam di tanah Minang, yang mendirikan Sumatra Thawalib, sekolah Islam modern pertama di Indonesia. Serta hasil merantau dan belajar ke Mekkah. Beliau menulis buku “Tasawuf Modern”, sebagai usahanya menyerukan tasawuf positif, mengingat ada kecenderungan sebagian umat Islam menganggap tasawuf sebagai jalan untuk mengasingkan diri dari kehidupan dunia yang penuh dosa. Tidak heran beliau diangkat menjadi penasehat agama oleh pimpinan militer Jepang di Sumatera Timur.

Seandainya Buya Hamka hidup di zaman now ini, mungkin beliau akan se-viral Atta Halilintar dan Ria Ricis. Dan dari sisi keIslaman, kelihatannya beliau jauh lebih viral daripada ustadz Abdus Somad dan ustadz Adi Hidayat. Menjelang akhir hayatnya Buya Hamka aktif berdakwah di Masjid Agung Al-Azhar, rutin berceramah di radio dan televisi, serta merampungkan Tafsir Al-Azhar. Perjalanan hidup beliau juga penuh dengan cobaan dan tantangan. Sebagaimana digambarkan di awal film, Buya pernah dipenjara di rumah tahanan Tjimatjan oleh rezim Soekarno yang pernah menjadi kawan seperjuangan.

Sungguh banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari perjalanan hidup Buya Hamka. Semoga Allah membalas kebaikan dan jasa beliau kepada bangsa dan umat ini. Aamiiin.

FB20230425




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline