Lihat ke Halaman Asli

Diskusi Sebuah Tempat Bernama Toilet dengan Temannya

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diskusi Sebuah Tempat Bernama Toilet dengan Temannya



di antara banyak tempat yang ditakdirkan bau di negeri ini:
apa beda kotoran rakyat dengan kotoran pejabat?
apa beda hidung rakyat dengan hidung pejabat?
apa beda pesing bagi rakyat dengan pesing bagi pejabat?
apa yang membuatnya harus berbeda, toilet rakyat dan toilet pejabat?
karena apa yang dimakan dan seni semua itu dimasukkan ke dalam perut
yang satu di kali, sukses mengalir gratis ke laut, dikawal sepasukan lalat
yang lain di balik bilik berprivasi, bersih mengkilat, terang, wangi,  singkat, tak tersumbat
ahh... andai kotoran-kotoran itu bisa bersaksi siapa yang berjanji apa pada siapa
temanku, kudengar Tuhan tidak sia-sia mencipta bangkai, busuk, bau, dan bacin
dan kudengar kau tidak bodoh, maka bicarakan hal-hal yang patut dan tepat
agar tak sia-sia bilik itu dinilai 2 milyar, kapan kita berkunjung ke sana, kau dan aku?
mungkin kita akan menemukan formula baru bernama "kobat"
6.12.2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline