Lihat ke Halaman Asli

Microstun: Penuhi Nutrisi dan Cegah Stunting dengan Microgreens ala KKN Kolaboratif 108 Tegalwangi

Diperbarui: 5 Agustus 2023   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu-Ibu Belajar Menanam microgreen Bersama KKN 108 Tegalwangi. Dokpri

Stunting menjadi permasalahan nasional yang masih terus coba diatasi di Indonesia. Stunting atau gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis, khususnya terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan (dimulai pada waktu kehamilan hingga usia 24 bulan). Salah satu penyebab utama stunting adalah tidak terpenuhinya kebutuhan gizi pada masa kehamilan dan kurangnya akses makanan bergizi pada bayi.

Kurangnya akses terhadap makanan bergizi umunnya terjadi pada masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Selain itu, anak yang dibiarkan tidak mau makan sayur. Mempertimbangkan kondisi tersebut, mahasiswa KKN Kolaboratif 108 Tegalwangi menawarkan terobosan yang dapat diterapkan oleh masyarakat di Desa Tegalwangi, Umbulsari.

Terobosan tersebut adalah MICROSTUN (Microgreen Stunting) merupakan salah satu dari rangkaian program kerja TAGATRA (Tegalwangi Sehat Sejahtera) yang diusung oleh para mahasiswa.


Program MICROSTUN adalah program edukasi untuk mendorong ibu-ibu menanam microgreen untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Microgreen adalah sayuran yang dipanen pada usia 7-14 hari. Microgreen memiliki kandungan vitamin dan mineral yang lebih baik daripada sayuran pada umumnya.

Penyuluhan MICROSTUN dilaksanakan pada Minggu (29/07/2023) kepada ibu-ibu anggota posyandu di Desa Tegalwangi. Penyuluhan ini meliputi pengenalan tentang stunting, cara penanaman microgreen, penyimpanan, dan olahan microgreen yang dapat dibuat oleh peserta. Penanaman microgreen sangat mudah. Bahan-bahan untuk menanam microgreen antara lain:

  • Media tanam (rokul atau kapas)
  • Wadah
  • Benih tanaman (seperti sawi, bayam, dan kangkung)
  • air

Microgreen memiliki ketahanan yang cukup lama, sayuran ini mampu bertahan hingga waktu 14 hari dalam kulkas. Sayuran microgreen juga dapat dijadikan campuran untuk makanan batita, mulai dari makanan lumat (untuk bayi 6-8 bulan), makanan lunak (untuk bayi 9-11 bulan), dan makanan keluarga.

Antusiasme peserta penyuluhan sangat terasa saat dilakukan praktek penanaman microgreen. Respon positif juga diberikan oleh para tenaga kesehatan desa yang berharap program ini dapat disosialisasikan lagi di semua posyandu yang ada di Desa Tegalwangi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline