Lihat ke Halaman Asli

Ambrosius Resturana Afsunasa

Universitas Airlangga

Kecilnya Peluang Hepatitis Akut Menjadi Pandemi

Diperbarui: 8 Juni 2023   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah 2 tahun virus covid-19 menyerang manusia di seluruh dunia. Pandemi covid-19 membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, penghasilan, bahkan orang-orang yang disayangi. Meski demikian, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa akhir pandemi sudah terlihat walaupun covid-19 sampai saat ini masih ada. Covid-19 pun menjadi salah satu perhatian masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia sehingga semua perhatian hanya berfokus pada covid-19. Hal ini perlunya peran masyarakat supaya hepatitis bisa menjadi perhatian dunia dan penyakit hepatitis bisa terhindari.

Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat menyerang dan merusak organ hati. Hepatitis terbagi 2 yaitu hepatitis akut dan hepatitis kronis. Hepatitis akut merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan atau benda yang masuk ke dalam mulut dan terdiri dari virus hepatitis A dan E. Hepatitis kronis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui cairan pada obat, suntikan, seksual, dan plasenta dan terdiri dari virus hepatitis B dan C. 

Saat ini, hepatitis akut sedang dalam pengawasan serta peningkatan kewaspadaan pemerintah karena kasus hepatitis akut sudah mulai muncul yang saat ini covid-19 masih menjadi pusat perhatian masyarakat. WHO pertama kali menerima laporan dari Inggris tentang 10 kasus hepatitis akut pada anak-anak usia 5 sampai 11 bulan di Skotlandia pada 5 April 2022. 

Sejak itu, laporan tersebut terus bertambah dan mencatat lebih dari 170 kasus hepatitis akut di negara-negara. Di Indonesia sendiri juga sudah terdapat kasus hepatitis akut pada anak usia di bawah 12 tahun dan akhirnya meninggal. Gejala awal hepatitis akut meliputi mual, muntah, diare, kehilangan nafsu makan, air kencing menjadi pucat, dan dapat mengalami sesak nafas.

Meluasnya penyakit hepatitis akut di Indonesia membuat masyarakat menjadi waspada akan penyakit hepatitis akut terutama pada buah hatinya yang rentan terkena penyakit hepatitis akut. Jika dilihat dari kasusnya, penyakit hepatitis akut dapat menular melalui makanan. Namun, sampai saat ini masih belum ada peningkatan kasus hepatitis akut yang signifikan. 

Menurut Nadia dalam diskusi Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, hepatitis akut ini tidak akan seperti covid-19 karena hepatitis akut hanya dapat tertular melalui makanan dan tidak membuat aktivitas sehari-hari terganggu. Masyarakat juga diminta oleh pemerintah untuk terus waspada akan penyakit hepatitis  akut ini. Dampak yang ditimbulkan dari penyakit hepatitis dan covid-19 sangat berbeda mulai dari penularannya hingga pencegahannyasehingga masyarakat perlu waspada dalam pencegahan hepatitis akut walaupun penularannya tidak sehebat covid-19.

Cara supaya kita sebagai masyarakat dapat terhindar dari hepatitis akut yaitu selalu menjaga kebersihan salah satunya cuci tangan sampai bersih dan hindari kontak mulut melalui benda seperti alat makan dengan orang lain. Bagi orang tua yang memiliki anak juga dapat memeriksakan anaknya ke fasilitas kesehatan untuk di cek kesehatannya secara rutin. Selain itu juga perlu adanya dukungan dari tenaga kerja bidang kesehatan dalam melakukan penyuluhan mengenai hepatitis akut kepada masyarakat supaya lebih berhati-hati dan tidak panik dalam menghadapi hepatitis akut.

Penyakit hepatitis akut ini tidak akan menjadi pandemi seperti covid-19 karena penularannya tidak menular dengan cepat.dapat dicegah dengan memberikan pencegahan dengan menjaga kebersihan salah satunya cuci tangan sampai bersih dan hindari kontak mulut melalui benda seperti alat makan dengan orang lain. Selain itu perlu adanya penyuluhan dan pencegahan dari masyarakat supaya dapat tercegah dari hepatitis akut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline