Dunia ini terus berkembang, termasuk bagaimana cara kita menghasilkan uang. Dalam perkembangan itu, tentu saja ada banyak perubahan dari masa ke masa. Sekarang bahkan siapa saja bisa berbisnis. Tidak harus punya modal yang banyak, tidak harus memiliki karyawan banyak atau tempat yang luas.
Teknologi memungkinkan kita untuk berbisnis tanpa modal, dan buku ini mencoba untuk memberikan arahan berdasarkan penulisnya dalam membangun bisnis yang ramping namun dengan dampak yang besar dan global.
Bisnis yang besar tentu saja sangat berbeda dengan bisnis kecil. Bahkan dalam buku ini, banyak rekomendasi seperti contohnya untuk meniadakan humas bahkan manajer yang bercabang. Kalau dari satu manajer langsung bisa dimengerti oleh semua staf---banyaknya pekerja-delegasi tentu saja sudah tidak relevan lagi.
Perbanyak pekerja yang langsung mengerjakan ketimbang para delegasi. Dalam bisnis skala kecil tentu ini merupakan saran yang bagus. Ketika ada kebijakan baru dan perubahan, bisnis kecil akan dengan mudah membelokan arahnya sesuai dengan tujuan perusahaan.
PR-nya adalah bagaimana cara memulai bisnis dan menjalankannya dengan baik, atau setidaknya membuat kita mengerti bagaimana cara kerjanya. Buku ini secara garis besar dibagi menjadi beberapa bagian, yakni di awal ia akan berbicara bagaimana cara bisnis di dewasa ini, kemudian tentang bagaimana mengembangkan perusahaanmu, hingga bagaimana seharusnya kultur perusahaan tercipta.
Siapa saja tentu saja ingin mulai berbisnis, dan ini semakin relate dengan mereka yang 'terjebak' dengan pekerjaan kantoran yang membosankan dan gaji yang tidak jauh di angka yang tidak pernah membuatnya puas.
Berbisnis merupakan salah satu jalan untuk menambah penghasilan atau lebih ekstrem: cara menjadi kaya. Meski demikian, tentu ada banyak risiko yang harus dengan lapang dada ditanggung oleh para pebisnis. Bagaimana cara mereka menjalankan bisnis dan menjalankan perusahaannya, tentu tidak bisa asal-asalan.
Setelah membaca buku ini, saya mendapat sudut pandang baru tentang bagaimana cara kita bekerja. Yang tentu bisa menjadi pembelajaran jika suatu hari nanti kita memperkejakan orang lain. Bagaimana memaksimalkan karyawan dan komunikasi yang efektif.
Jangan merekrut siapa pun untuk melakukan suatu pekerjaan, kecuali Anda sudah mencobanya terlebih dahulu. Dengan begitu, Anda akan memahami karakter pekerjaan itu. (....) Anda juga akan menjadi manajer yang jauh lebih baik. (hlm 163)
Memilih untuk menjadi pekerja seumur hidup tentu boleh-boleh saja bagi mereka yang memilih begitu. Orang berhak memilih ingin menjadi apa nantinya. Namun, dewasa ini agaknya anak muda sudah mulai muak dengan pekerjaan mereka di kantor. Bagaimana atasan memerlakukan mereka, yang terkadang tidak masuk akal.