Lihat ke Halaman Asli

Fandi Sido

TERVERIFIKASI

Situs-situs Web Gerakan Separatis Bertebaran

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_132664" align="aligncenter" width="630" caption="Ilustrasi (techiemania.com)"][/caption] Pemerintah hingga kini siaga militer terhadap segala hal dan kelompok yang ditengarai akan menjadi ancaman keutuhan NKRI. Namun, tak banyak yang mengetahui bahwa gerakan-gerakan separatis tidak hanya berputar di aksi-aksi fisik. Hari ini, saat berselancar di web, tidak sengaja saya menemukan beberapa situs web yang mengklaim diri mereka sebagai organisasi kemerdekaan. Situs pertama yang saya temukan adalah milik Organisasi Papua Merdeka (OPM). Situs yang beralamat di www.freewestpapua.org ini berisi berita, testimoni, hasil-hasil investigasi, dan ajakan donasi terkait segala pergerakan OPM yang dilegitimasi langsung oleh orang yang disebut sebagai pemimpin mereka yang juga adalah buronan interpol, Benny Wenda.  Salah satu berita terkini mempublikasikan kegiatan Wenda mengisi salah satu konferensi internasional di Nottingham, 10 September lalu. Selain itu, ditampilkan pula beberapa testimoni tokoh-tokoh internasional yang berisi dukungan terhadap gerakan yang mereka bawa. Pencarian saya berlanjut dengan memasukkan beberapa kata kunci gerakan separatis yang pernah diangkat media massa. Salah satunya adalah RMS. Dan ternyata, RMS pun memiliki situs resmi yang penampilannya lebih mirip situs web resmi sebuah negara, lengkap dengan pajangan teks proklamasi di halaman terdepan. Dicantumkan pula tokoh-tokoh sejarah pendirian, beberapa tanda tangan, visi-misi, kebijakan, dan berita-berita terkini. RMS atau yang dikenal dengan Republik Maluku Selatan adalah gerakan separatis yang hingga saat ini masih diburu dan berhasil ditumpas oleh pemerintah RI. Meski demikian, terbukti dengan adanya situs web ini pergerakan mereka masih aktif meskipun bersifat "di bawah permukaan". Selain OPM dan RMS, beberapa situs gerakan separatis lain juga saya temukan dengan gaya komunikasi yang berbeda-beda, namun dengan tampilan yang menarik perhatian.  Sebagian besar situs-situs ini menampilkan berita-berita yang terjadi sebenar-benarnya di lapangan, lengkap dengan foto-foto, serta testimoni dari pihak mereka seolah-olah menyampaikan pesan kepada dunia apa yang sebenarnya terjadi di tanah mereka, dan bagaimana pemerintah RI mengatasi pergerakan mereka. Umumnya organisasi-organisasi ini memiliki lebih dari satu situs yang mengusung isu yang sama. Selain web, ada pula berbentuk blog, bahkan jejaring sosial. Perlawanan negara terhadap gerakan-gerakan separatis banyak diberitakan media sejak puluhan tahun yang lalu. Baru-baru ini, aksi militer terhadap gerakan yang diduga dilancarkan oleh kelompok Papua Merdeka (OPM) membuahkan hasil tertangkapnya beberapa oknum bersangkutan oleh pasukan TNI dan Densus 88 kepolisian. Meski begitu, ada pula pihak-pihak berpendapat bahwa gerakan-gerakan semacam ini oleh kelompok separatis termasuk penetrasi politik, setelah mereka menyadari tak memiliki kekuatan cukup untuk melawan dengan aksi militer. Sebagai informasi, setelah saya menemukan situs-situs web tersebut, saya berusaha menemukan berita di media-media arus utama maupun media sosial terkait ulasannya, namun hasilnya minim. Kebanyakan hasil pencarian akan kembali ke situs-situs tersebut, seakan-akan keberadaan laman-lamannya tak pernah diberitakan sama sekali, baik oleh media massa, maupun pemerintah. Lalu, apa tindakan pemerintah RI terhadap keberadaan situs-situs web aktif tersebut? Kita tunggu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline