Lihat ke Halaman Asli

Fandi Sido

TERVERIFIKASI

Bagaimana Kelanjutan Satria dan Ardi?

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Entikong (facebook)

[caption id="" align="alignnone" width="200" caption="Desa Entikong (facebook)"][/caption] Bersyukur sekali rasanya bisa menyusun cerita bersambung hingga terkumpul tiga episode mini. "Pesan-pesan dari Perbatasan" awalnya saya niatkan untuk turut memeriahkan gelaran Topik Pilihan "Cerita dari Perbatasan" yang khusus membahas tema-tema tulisan berupa pengalaman dan isi pikiran bagi kehidupan teman-teman kita yang tinggal di garis terdepan Nusantara. Dan akhirnya, tercetuslah ide untuk menyusunnya dalam  bentuk fiksi prosa. Alhamdulillah, ternyata apresiasi teman-teman di Kompasiana sangat baik, dan sangat memotivasi saya. Maka, karena memang ceritanya tidak bisa selesai hanya dengan satu tulisan, saya memutuskan untuk menceritakannya dalam beberapa episode bersambung. Hingga hari ini (11/4/2011) PPP sudah diposting hingga episode ke-3. Tokoh Satria dan Ardi menjadi sorotan utama dalam keseluruhan cerita. Latar tempat berganti-ganti, tapi tetap terfokus pada gambaran kehidupan desa kecil di daerah dekat perbatasan Nusantara dengan negara tetangga. Latar lain, yang sering digambarkan dengan kesibukan tokoh Ardi, adalah hiruk-pikuknya dua kota terbesar, Jakarta dan Yogyakarta. Pemilihan dua latar tempat dengan karakter yang sangat kontras ini dimaksudkan untuk menciptakan perbandingan alur cerita dan karakter sikap tiap-tiap tokoh, menyikapi lingkungannya masing-masing. Selain Satria dan Ardi, tentu saja dimunculkan beberapa tokoh lain. Beberapa sudah dimunculkan di 3 sepisode awal, seperti Dea kekasih Ardi, Bu Martini sang guru SD desa, dan Ais, gadis manis dari negeri seberang. Tokoh-tokoh baru mungkin akan dimunculkan pada episode berikutnya. Sejauh ini, saya cukup mengalami kesulitan dalam menjaga konsistensi cerita. Hal ini sebetulnya lebih merupakan beban moril saya selaku pengarang kepada teman-teman Kompasianer sekalian. Oleh karena itu, saya selalu mencatat beberapa hal penting yang sekiranya bisa diperbaiki, setiap kali melihat respon teman-teman di PPP 1, 2, dan 3 ini, agar postingan berikutnya bisa lebih menarik. Tentang bagaimana kelanjutan dan akhir kisah Satria dan Ardi, saya belum yakin. Tapi untuk sementara saya sangat mensyukuri bantuan teman-teman semua yang selama ini mengikuti kisah ini, baik dalam bentuk membaca, memberi  komentar, ataupun rating. Memang itu hanya ihwal visual, akan tetapi saya bisa mempelajari banyak nilai dari ini. PPP 1 memang pernah bertengger di headline, tapi sekarang bukan itu tujuan saya melanjutkan kisah Satria dan Ardi, akan tetapi semata-mata memenuhi tanggung jawab pribadi saya kepada teman-teman sekalian, agar berbagi ini berasa bermakna. Cerita Satria dan Ardi masih berlanjut. Setelah akhirnya Satria mengecewakan Ais, dan Ardi sibuk wawancara teve sehingga susah dihubungi. Apa selanjutnya? Apakah staf kementerian tetap akan menuntut Ardi dan temannya? Akankah Desa Kahuliyat tetap akan mendapatkan kiriman bantuan sebelum Hari Pendidikan Nasional yang tinggal beberapa hari? Ikuti terus kisahnya di Pesan-pesan dari Perbatasan, the series. ;) Terima kasih semuanya....! Pesan-pesan dari Perbatasan 1 Pesan-pesan dari Perbatasan 2 Pesan-pesan dari Perbatasan 3 Pesan-pesan dari Perbatasan 4 (belum diposting)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline