Lihat ke Halaman Asli

Fandi Sido

TERVERIFIKASI

Ketika Sang Sultan Mencium Niat Miring

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_310147" align="alignright" width="298" caption="Sri Sultan Hamengkubuwono X (matanews.com)"][/caption] Kompas.com hari ini (1/11) melaporkan berita  menjelaskan Instruksi Sri Sultan Hamengkubuwono X di Sleman yang meminta semua bendera instansi, organisasi, dan elemen masyarakat lainnya di Posko-posko pengungsian korban Gunung Merapi diganti dengan bendera Merah Putih. Sultan mensinyalir adanya niat-niat miring beberapa kalangan yang justru hanya ingin memanfaatkan kesulitan-kesulitan bencana demi popularitas dan pencitraan kelompoknya sendiri. Seperti diberitakan, hari ini dalam kunjungannya ke posko utama Pengungsian Sleman, Sang Penguasa Keraton DIY meminta semua bendera warna-warni yang mengatasnamakan organisasi yang berbeda-beda untuk diturunkan. "Jangan sampai korban berpikiran bahwa mereka hanya dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi, instansi, atau elemen lainnya.", kata Sultan seperti dikutip Kompas.com. Nampaknya, ketegasan Sultan ini sudah lama ditunggu-tunggu masyarakat. Betapa tidak, dalam seminggu terakhir dari kalangan pengungsi Merapi bermunculan pandangan bahwa beberapa kelompok yang "katanya" datang untuk menolong justru nampak hanya lebih sibuk menebar popularitas dengan membawa simbol-simbol organisasi atau kelompok masing-masing. "Kami tidak butuh difoto atau diperlihatkan bendera-bendera partai yang banyak ini. Kami butuh bantuan makanan dan air bersih.", begitulah reaksi seorang pengungsi yang ditanya mengenai atribut-atribut bendera yang memang banyak bertebaran di sekitar pengungsian. Kiranya, instruksi langsung Sultan di daerah pengungsian ini bisa menegaskan keseriusan pemerintah daerah DIY dalam melindungi warganya dari pengaruh-pengaruh psikologi buruk selama masa pengungsian. Memang menjadi suatu fenomena yang ironis ketika bencana-bencana di negeri ini dijadikan "komoditas unggul" dalam menghimpun popularitas, citra positif, dan calon suara oleh organisas-organisasi atau tokoh-tokoh tertentu. Semoga semua pihak lebih mengerti penderitaan korban bencana. Ada waktunya khusus untuk berkampanye. Yogyakarta, Kompasiana. terkait: http://nasional.kompas.com/read/2010/10/31/16554723/Hey.Parpol..Jangan.Eksploitasi.Bencana http://regional.kompas.com/read/2010/11/01/12342778/Ganti.Bendera.Posko.dengan.Merah.Putih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline