Lihat ke Halaman Asli

Fandi Sido

TERVERIFIKASI

Changes Make Chances

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ini memang sebuah inspirasi, maka semoga berbuah kebaikan bagi semua. Jika memang belum bermakna apa-apa, semoga cukup jadi renungan pribadi saya. Dua kata yang dua hari terakhir ini pula selalu lalu lalang di benak saya: CHANGE (perubahan) dan CHANCE (kesempatan). Kemarin malam saya mengikuti acara perayaan milad kerabat dekat saya di Jogja. Kami berkumpul bersama beberapa teman kost untuk ikut memeriahkan acara sekaligus mendoakan semuanya. Nah, pada saat acara inilah saya berpikir untuk menuliskan pikiran-pikiran saya yang dua hari belakangan ini selalu membuat saya sibuk berpikir bahkan saat berkendara. Saya pikir, daripada terus-terusan jadi beban pikiran malah bisa bikin celaka, lebih baik ditulis siapa tahu ada jawaban. Perubahan dan Kesempatan. Saya menyadari dan betul-betul yakin bahwa sebagai manusia, tiap satu dari kita diciptakan dan dibiarkan hidup sampai sejauh ini demi SEBUAH MISI DAN TUGAS HIDUP. Visi-nya dianggap sudah jelas, yaitu meraih kesempurnaan sebagai manusia hingga kemakmuran di akhirat. Nah, misi-misinya inilah yang untuk mencapai visi harus kita identifikasi, sadari, dan lakukan sepenuh hati. Saya yakin ada beberapa di antara kita sudah bisa "melihat" dan menyadari misi hidup yang dilimpahkan Tuhan kepada dirinya. Baik sebagai seorang guru pengabdi, ulama, pendeta, tukan semir sepatu, diplomat dan  birokrat, atau apapun itu. Kehidupan yang dijalani sebagai misi hidup itulah yang memunculkan perubahan-perubahan kepada kita setiap hari. Sesuatu yang bersifat dinamis dan delalu menunjukkan perubahan (apalagi ke arah yang lebih baik) tentu akan menjadi sebuah pencapaian yang patut disyukuri, bukan? Nah, sekarang. Jika kehidupan kita setiap hari mengalami perubahan alias perbaikan atas niat dan usaha kita sendiri, dari situlah akan muncul (inilah yang paling membuat saya berpikir) yang namanya KESEMPATAN. Maksudnya? Menurut saya begini. Seorang petani yang setiap hari rajin turun ke sawah dan menyemai atau sekedar membersihkan gulma di sana, setiap hari selalu mendapati pekerjaan yang  berarti di sawah, ini membuatnya tidak pernah menghabiskan satu haripun untuk menganggur. Setiap hari dilakukanlah olehnyahal-hal yang sekiranya bisa menjaga kelangsungan usaha ataupun sekedar menyalurkan energinya yang sudah kembali pulih setelah semalaman beristirahat. Dan karena secara hakiki Tuhan menyebar rezeki-rezeki bagi hamba-hambanya di seluruh bumi, maka setiap dari kita memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan rizki yang setiap hari pula berganti barui tersebut. Bukan begitu? Kalau sudah begitu, berarti jika setiap hari kita "nyadar" kemudian melakukan beberapa perubahan yang sejatinya bisa memperbaiki diri kita, maka bukankah itu merupakan sebuah kesempatan dan peluang untuk menjadikan kualitas hidup kita lebih baik? Perubahan-perubahan membawa kesempatan-kesempatan. Bukan hanya sampai disitu. Saya juga berpikir bahwa sebenarnya ini merupakan sebuah siklus yang saling "menjadikan" diri. Jika Perubahan-perubahan bisa mendatangkan Kesempatan-kesempatan, maka bukankah setelah Kesempatan-kesempatan itu datang, kita bisa kembali melakukan perubahan-perubahan baru untuk hari esok dan seterusnya? Ah, mungkin ini terlalu membingungkan dan sudah menyentuh ranah filosofi berpikir logis dan teosentris. Mungkin ini sudah lebih menyangkut asal mula dan misteri penciptaan. Contoh sederhananya saja. Setiap hari matahari "nampak" bergerak mengitari bumi. Siang yang terang benderang kemudian begilir petang dan akhirnya matahari tenggelam. Perubahan perubahan ini kemudian terganti dengan kesempatan untuk menikmati bulan putih bersinar yang merangkak naik dan menjadi yang paling terang di antara bintang-bintang malam. Dan dari situ, terjadi lagi perubahan. Dan jika ditarik benang merah inti dari semua ini, adalah (menurut saya) tentang bagaimana kita menjadi seorang yang menuju kesuksesan melalui cara pandang kita terhadap kehidupan ini. Satu kehidupan yang menjadi kesempatan kita ini ditujukan untuk mencapai visi hidup kelak dengan melakukan serangkaian perubahan-perubahan yang dipatri sebagai misi hidup kita. Dan jika misi-misi hidup kita sudah terlaksana dengan baik, kita menjadi hamba yang patut, maka peluang untu mendapatkan visi itu semakin terbuka lebar. CHANGES makes CHANCES, vise versa, then so on.... Saya kemarin baru saja merampungkan membaca buku Life Succes Triangle karya Eloy Zalukhu. Di sana ada bab yang menyinggung cara kita memandang kesulitan hidup dan kemudahan hidup, serta justifikasi kita terhadap pemberian Tuhan. Manurut buku tersebut, jika seseorang mengalami kesulitan hidup kemudian ia menganggap bahwa apa yang ditimpakan padanya itu benar-benar adalah kesulitan hidup yang menyiksa, maka pada hakikatnya dia salah. Mengapa? karena ia terlalu cepat menilai dan manjustifikasi arti dari pemberian Tuhan. Begitu pula jika seseorang menjadi kaya raya dan memperoleh hal-hal yang dianggapnya kesuksesan, maka pada hakikatnya ia salah dan terlalu dini menjustifikasi bahwa Tuhan memberikan kemakmuran hidup padanya. Alasannya sederhana, karena setiap pemberian Tuhan yang menyenangkan bisa saja mengandung makna yang justru bisa menjatuhkan seseorang, tergantung bagaimana cara ia memandang pemberian tersebut. Maka, jika saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan perbaikan hari ini, maka semoga ini adalah berkah dan jalan bagi saya untuk kembali mendapatkan kesempatan menjadi orang lebih baik esok. Harapannya, setelah esok saya bisa menjadi orang yang lebih baik daripada hari ini, maka saya memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan perubahan lagi, perbaikan lagi, hingga menjadi seperti apa yang diinginkan oleh Dia Yang Menciptakan saya. Memang hidup terkadang terlalu rumit untuk dipikirkan, namun terkadang pula berasa ringan untuk dibicarakan. Walau bagaimanapun, tiap kita diciptakan di bumi ini bukan tanpa alasan. Semoga saya secepatnya menemukan misi hidup saya itu, kemudian terus menyempurnakan diri. Saya harap Anda juga demikian. "Kamu dilahirkan ke dunia dalam keadaan menangis sementara orang-orang di sekitarmu tertawa bahagia karena kelahiranmu. Kemudian kamu diberi tugas dan misi hidup untuk dilakukan sebaik-baiknya, agar suatu hari nanti kamu meninggalkan dunia ini dalam keadaan tersenyum manis sementara orang-orang di sekitarmu menangis." Terima kasih. Selamat merenung. [caption id="attachment_170506" align="aligncenter" width="150" caption="CHANGE!, dari http://onemillionpeople4change.files.wordpress.com/2009/11/change.jpg?w=150&h=99"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline