Lihat ke Halaman Asli

Fandi Sido

TERVERIFIKASI

Gangguan Tidur, Lalu Sariawan?

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="487" caption="Ilustrasi Gangguan Mulut (thinkstock.com)"][/caption] Kebetulan saya didera sariawan sudah lima hari, saat menulis artikel ini. Rasa nyeri hebat yang datang dari sisi bawah ujung lidah rasa-rasanya memengaruhi seluruh saraf yang ada di sekitar mata sampai belakang kepala (memang begitu ya, seringnya?). Kemudian, saya teringat sebab-musabab yang paling sering saya alami dan berakibat gangguan selaput lendir mulut tersebut: gangguan tidur. Sebagai seorang yang hobi ngetak-ngetik apapun di komputer sampai larut malam, rasanya tidak mengherankan kalau saya alami gangguan siklus tidur harian kayak begitu. Tidak, tidak sampai insomnia, tapi lebih seringnya kurang, atau tidur berlebihan di hari-hari tertentu. Nah, pas bangun tidur di siang hari --yang biasanya terasa di kepala yang pusing dan kerongkongan yang kering-- saya rasakan badan lebih panas. Dan seringnya, sariawan tiba-tiba datang di waktu-waktu begini. Pernah jugakah…? Tidur kemalaman dan kelamaan, terus bangun dengan sariawan yang tiba-tiba menempel di rongga mulut. Sudah, kalau sudah ada infeksi mulut seperti itu, sampai siang-sore dan berhari-hari berikutnya, suasana hati tidak pernah benar-benar bagus. Kalau bawaaannya bukan malas makan, ya badan cenderung lebih temperamen. Merugikan juga, karena imbasnya bisa ke orang-orang sekeliling. Karena dasarnya saya bukan orang yang rajin berobat, penyakit infeksi kayak sariawan boleh dikata tidak pernah benar-benar saya obati. Saya percaya sumber penyakit itu cuma dua: pola makan dan pola tidur, perut atau kepala. Kalau masih nyeri saat makan biasanya saya cueki saja. Karena pengalaman kena, saya hitung-hitung paling setelah empat atau lima hari nyerinya hilang. Saya kembali rajin pakai cairan antiseptik kumur yang biasanya jarang saya pakai, atur pola makan --biasanya sayurnya dibanyakin dan makan buah pepaya atau mangga, dan ke mana-mana bawa air mineral. Kalau badan masih panas dalam, saya minum jus jambu di malam sebelum tidur. Tapi entah kenapa, sariawan kali ini lebih lama dari biasanya…. Baru ingat, ternyata memang saya lebih sering makan goreng-gorengan --Setuju kan kalau nasi rames plustempe atau bakwan goreng itu maknyus sekali. Atau soto-bakso pakai kerupuk putih kruwel-kruwel itu. Lumayan kan, karena katanya aktivitas makan kita itu minimal ada gigit dan kunyah, kemudian telan --beda kalau seumpama makan bubur atau mi tanpa kerupuk atau topping gigitan, bisa langsung sruuuupp pakai bibir, telan, langsung masuk. Wueh?! Sumber panas dalam (yang jadi satu sebab utama sariawan) di kehidupan orang-orang “tidak terlalu disiplin” seperti saya tidak jauh-jauh dari jajanan. Ada jenis-jenis makanan yang terlalu banyak saya makan (seperti gorengan tadi), dan ada makan-makanan yang seharusnya lebih banyak saya makan, tapi tidak saya makan. Kemudian, saya coba mendata sendiri asupan vitamin sehari-hari, yang sekiranya membantu redakan sariawan. Vitamin C. Ya memang tidak saya makan setiap hari, tapi kalau jeruk sitrus atau buah naga yang konon ada kandungan antioksidannya juga, saya lahap hampir tiap minggu lewat sup buah (di Jogja bisa dibeli seharga Rp 4.000,-, malah nginfo….), atau vitamin bentuk pil dan cairan berkemasan botol yang bisa dibeli di toko. Jadi rasa-rasanya, saya tidak kering-kering amat dari vitamin ini. Vitamin B2, B5, B9. Saya baca dari Kompas Health, sariawan juga ternyata bisa dicegah dan diobati dengan perbanyak asupan keluarga vitamin B --yang sewaktu SD saya tahunya berguna untuk mencegah penyakit beri-beri dan atau penyakit tulang. Sumber vitamin B2 bisa kuning telur, sayuran, dan kacang-kacangan protein tinggi (contohnya kedelai). Nah, saya makan kalau di warung, sukanya pesan telur ceplok (yang kuningnya sampai menggelembung itu). Pasti makan sayur, apapun jenis masakannya semur, kuah bening, atau tumisan. Kemudian tempe itu tadi, dimakan sambil membayangkan roti panggang dan ham buat sarapan dan makan siang. Jadi saya simpulkan seminggu pasti adalah vitamin ini yang masuk ke tubuh saya, dan pasti berkhasiat (kecuali kalau langsung keluar lagi pagi berikutnya). Vitamin B5 memberi peran enzimatis (untuk perncernaan), memperlancar komunikasi saraf pusat di otak dan juga pengikatan nutrisi dan lemak makanan. Konon orang dengan gejala kekurangan vitamin ini bisa dilihat dari kulitnya yang bersisik --ini mungkin kalau sudah kronis-- atau pecah-pecah. Sumbernya paling utama dari susu, protein hewani seperti daging merah, dan nabati plus di banyak sayuran berwarna hijau. Vitamin B9 alias Asam Folat. Saya sering dengar ini di iklan-iklan susu untuk ibu hamil, yang katanya memperlancar produksi dan menjaga kualitas ASI, sekaligus mencegah pertumbuhan tidak normal pada janin seperti spina bifida (kelainan pada tulang belakang) atau anencephaly (kelainan pembentukan otak). Konon asupan Folat yang cukup pada bumil menghilangkan risiko-risiko di atas ini hingga 80%! Luar biasa ya…. Tapi ternyata, untuk anak-anak dan remaja masa pertumbuhan pun si Folat ini berguna sekali, terutama untuk menjaga sokongan sel darah merah dan mencegah anemia. Sayur bayam dan aneka daging hati jadi sumber utama asam folat ini. Wah rada aneh juga, karena rasa-rasanya saya juga dalam , sebulan setidaknya makan hati satu-dua kali, secara harafiah tentunya. Maka kemudian, apa yang bikin saya sariawan cukup sering? Dari daftar vitamin berkaitan di atas, rasa-rasanya cuma asam folat yang saya perlu perbanyak. Beberapa kali memang saya rasakan gejala anemia, tapi saya kira penyebabnya bukan di kurang asupan asam folat. Kurang tidur, mungkin itu jawabannya. Kelainan rongga mulut saya memang lebih banyak berkaitan dengan pola tidur yang tidak sehat. Tapi  mesti begitu saya sebetulnya ingin tanya dokter atau ahli kesehatan, mengapa saya justru lebih rentan kena sariawan ketika mengalami lebih tidur, dan bukannya insomnia? Saya raba-raba sendiri jawabannya sampai hari ini. Tapi setidaknya saya percaya rantai sebab-akibat seperti ini. Setiap kali jatah makan sayur berkurang atau makan terlalu banyak gorengan, mesti tidur tidak nyenyak. Kemudian pola tidur berantakan dan atau bangun kesiangan, badan pasti panas dalam. Dan sering kali ketika panas dalam dan tidak segera makan sup buah, saya…. ya…. Apakah setiap sariawan kita perlu minum obat medis? Saya tidak tahu juga. Saya cuma percaya pola hidup sehat itu sederhana, makan murahpun bisa. Dan kemudian saya jadi ingat, dulu di sekolah semboyan Empat Sehat Lima Sempurna itu terkenal sekali. Sekarang diganti apa ya? --------------- Oh iya, ilmu lengkap soal vitamin, sumber, serta kegunaannya Wikipedia merangkumnya. --




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline