Lihat ke Halaman Asli

Afsal Muhammad

Penulis, Jurnalis, Web Developer

Self Healing Itu Caranya Bukan Hancur-Hancurin Barang

Diperbarui: 13 Agustus 2023   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Beberapa waktu lalu sempat ramai soal Breakroom, tempat melampiaskan amarah dengan menghancurkan barang-barang yang ada di Jakarta Utara. Katanya, sih, tempat itu dipakai buat self healing. Mereka yang datang akan melampiaskan amarah dan gondok yang ada di dada dengan menghancurkan semua barang dengan paket seharga ratusan ribu rupiah yang tersedia.

Menurut kabar yang beredar, tempat seperti ini ternyata sudah ada di beberapa negara di dunia seperti Amerika Serikat dan Australia. Akan tetapi, ruang penghancur ini pertama kali muncul dan diperkenalkan di Jepang pada 2008 lalu.

Tapi, self healing dengan cara menghancurkan barang atau ngamuk-ngamuk nggak jelas itu bisa mengobati? Mungkin bagi mereka yang sedang emosi atau kalut karena suatu hal yang terjadi, bisa saja melampiaskannya dengan mengamuk dan menghancurkan barang. Namun, itu tidak bisa disebut dengan self healing, karena masuk dalam kategori emosi sesaat.

Pada dasarnya, self healing itu nggak cuma healing-nya doang yang harus kita perhatikan. Kadang kita cuma menganggap bahwa hiburan, menghamburkan duit demi hal-hal yang konsumtif adalah self healing terbaik. Memang, mencari hiburan supaya melupakan masalah adalah cara yang tepat untuk menenangkan diri secara emosional, tapi tetap nggak menyelesaikan masalah.

Selain healing, kita pun perlu mengetahui tentang solusi agar masalah yang ada di dalam diri kita itu bisa terselesaikan. Kalau cuma hiburannya doang, ya masalah akan tetap ada. Padahal, akar dari gangguam emosional atau tekanan psikologis yang kita alami adalah berakar dari masalah atau kejadian traumatis di masa lalu. Atau, bisa saja karena hal yang baru terjadi namun cukup menyayat di hati.

Self healing yang terbaik adalah dengan mengenali diri sendiri, memahami apa yang menjadi akar dari segala persoalan dalam diri. Karena, biasanya ketika kita sedang mengalami gangguan psikologis, akan ada rasa cemas, bahkan rasa lelah yang berlebihan walaupun nggak ngapa-ngapain. Buat kamu yang ngeluh capek tapi hobinya rebahan adalah salah satunya.

Dengan mengenali diri sendiri, kita didorong untuk bisa mengenal apa yang kita mau dan butuhkan. Kalau cuma mikirin tentang hal yang kita mau, mungkin saja kita memilih untuk pergi ke bioskop dan nonton film. Atau, pergi ke kelab malam dan minum-minum sampai pagi menjemput. Paling parah, sampai ajal menjemput. Naudzubillah.

Maka dari itu, kita pun butuh memahami apa yang kita butuhkan. Salah satunya adalah mencari tahu penyebab dari rasa cemas yang kita alami. Caranya bisa sangat muda, kita bisa menuliskan apa yang kita rasakan, keresahan dan amarah yang ada dalam diri kita bisa kita tulis. Nggak harus memperhatikan EYD, yang penting tulis aja. Supaya kita bisa paham dengan apa yang terjadi sama diri kita.

Kalau soal ketenangan diri, tentunya ada cara yang lebih tepat ketimbang harus menghancurkan barang-barang di dapur emak. Kita bisa bermeditasi, ada kok cara-cara meditasi yang tersedia di Google atau YouTube. Kalau nggak bisa melakukannya sendiri, ya bisa datang ke tempat yang tepat.

Ketika kita sudah paham akan masalah yang kita alami, alias akar dari segala keresahan yang bikin kepala mau meledak, kita pun harus menyelesaikan masalah itu. Kalau cuma healing doang tanpa ada solving, otomatis masalah itu akan terus-terusan muncul dan menjadi lingkaran setan buat diri sendiri. Ketika marah, langsung nyari hiburan, eh masalah itu muncul lagi, nyari hiburan lagi, kan capek.

Dengan menyelesaikan masalah yang kita alami, otomatis kita tidak akan merasakan keresahan lagi di masa yang akan datang. Ketika kita sudah melakukan self healing dengan benar dengan masalah yang juga sudah kelar. Kita tinggal buka lembaran baru tanpa harus ada beban lagi setelahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline