Lihat ke Halaman Asli

Afsal Muhammad

Penulis, Jurnalis, Web Developer

Pengalaman Di-prank Musang yang Lagi Birahi

Diperbarui: 21 Februari 2022   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Tahu kuntilanak? Tahu dong pastinya. Nah, itulah hal yang terlintas di dalam pikiran saya ketika diprank sama musang yang lagi birahi. Memalukan, bikin harga diri turun. Imej saya sebagai orang penakut pun akhirnya runtuh gara-gara temen saya yang lari terbirit-birit.

Semuanya bermula ketika saya dan seorang teman saya, panggil saja Odol, sedang ngopi sambil ngerumpi di belakang toko material dan lapak bakso milik saudara saya. Malam itu seperti biasa, nggak ada yang aneh. Rokok ya sebat, kopi ya sruput.

Bagian belakang toko material dan lapak bakso itu luas, dan ujungnya dibatasi oleh benteng. Memang, di balik benteng itu adalah pemakaman. Tapi, selama ini nggak pernah ada kejadian aneh yang menimpa kami. Meskipun bagi beberapa orang, suasana di tempat itu angker gitu. Tapi, siapa peduli?

Posisinya, saya duduk menghadap ke jalan alias membelakangi benteng itu. Sementara si Odol, dia menghadap ke benteng yang di atasnya banyak pohon-pohon lebat. Obrolan yang kami perbincangkan pun biasa saja. Kalau nggak ngomongin duit ya ngomoning orang.

Ketika hilang obrolan, suasana pun hening. Cuma ada suara rokok, dan seruputan kopi. Pandangan si Odol diperhatikan memang sering lihat kesana kemari. Sampai tiba-tiba ada suara yang kenceng banget, mirip ketawa kuntilak.

"Kukukukukukukukuk...." Seperti itulah kira-kira suaranya.

Tiba-tiba mata si Odol melotot ke arah saya sampai kebingungan. Tanpa ini-itu, dia langsung lari terbirit-birit sambil teriak. Saya kira dia ngelihat penampakan yang ada di belakang saya, sehingga saya pun ikut takut dan langsung lari.

Rasanya jantung mau copot, apalagi si Odol yang mukanya pucet udah kayak orang mau pingsan. Saya diberitahu oleh teman yang lagi jaga lapak bakso kalau suara itu ya suara burung. Tapi saya yakin dia belum pernah mendengar suaranya.

Azan Isya berkumandang, saya pun mengajak si Odol kembali ke tempat itu. Biasanya kalau diiringi suara azan rasanya nggak serem-serem amat. Karena ketika lari itu saya denger ada suara gelas jatuh.

Akibat kerusuhan itu, satu gelas belah menjadi dua. Haduh, mana gelas itu punya orang. Bungkus rokok yang ada di meja pun kotor terguyur kopi. Untung masih ada beberapa  batang yang tersisa dan bersih.

Kembali ke lapak bakso, saya yang orangnya penuh dengan rasa penasaran langsung searching untuk mencari tahu suara apa itu sebenarnya. Dengan berbagai kata kunci saya cari-cari namun belum membuahkan hasil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline