Lihat ke Halaman Asli

Hubungan Kecanduan Game dengan Motivasi Belajar Siswa

Diperbarui: 4 November 2019   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Hubungan Kecanduan Game dengan Motivasi Belajar Siswa dan Implikasinya terhadap Konsep dasar dan Model Bimbingan Konseling

Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling yaitu: Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan, bahwa semua siswa mendapatkan perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan dan masalah yang berkaitan dengan perkembangan mereka. Menurut Walgito (2004:5) bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Sukardi (2000:20) mengungkapkan pengertian bimbingan yaitu Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh konselor agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Adapun pengertian konseling menurut Walgito (2004:7) bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Konseling menurut pengertian di atas adalah bentuk bantuan yang diberikan untuk individu melalui wawancara untuk menyelesaikan masalah kehidupannya agar individu tersebut mencapai kesejahteraan, dapat mengenal diri sendiri, lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya, dan bantuan ini dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling. Dengan memperhatikan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa:  

a. Bimbingan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang sistematis dan kontinyu dari pembimbing kepada yang dibimbing.

b. Bantuan yang diberikan ditujukan untuk tercapainya kemampuan yang optimal, maupun memahami diri, mengarahkan diri, mengatasi masalah, dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan, serta mampu membuat keputusan yang bijaksana dalam merencanakan masa depan.

 c. Untuk melaksanakan bantuan tersebut diperlukan personil/orang yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian khusus serta pengalaman yang memadai dalam bidang bimbingan dan konseling.

Maka jelaslah, layanan bimbingan di sekolah adalah suatu kegiatan profesi yang harus dilakukan oleh petugas profesional. Dalam hal ini adalah guru pembimbing yang ada di sekolah.

Model-model bimbingan ini mengalami perkembangan mulai dari awal hingga akhir. Berikut ini yang termasuk model bimbingan priode awal adalah sebagai berikut:

1. Frank Parsons

Frank Parsons menciptakan istilah Vocational Guidance yang menekankan ragam jabatan bimbingan dengan menganalisis diri sendiri, analisis terhadap bidang pekerjaan, serta memadukan keduanya dengan berfikir rasional dan mengutamakan komponen bimbingan pengumpulan data serta wawancara konseling. Menurut pandangan Parsons, baik individu maupun masyarakat akan mendapatkan keuntungan, jika terdapat kecocokan antara cirri-ciri kepribadian seseorang dan seluruh tuntutan bidang pekerjaan yang dipegang oleh orang itu. Tiga faktor utama dianggap sangat menentukan dalam memilih suatu bidang pekerjaan, yaitu analisis pada diri sendiri (kemampuan dan bakat, minat, serta temperamen), analisis terhadap pekerjaan (kesempatan, tuntutan, dan prospek masa depan), serta perbandingan antara hasil kedua analisis tadi untuk menemukan kecocokan antara data tentang diri sendiri dan data tentang bidang-bidang pekerjaan (mengadakan matching dengan berpikir rasional). Mengingat banyak orang muda akan mengalami kesulitan dalam meninjau ketiga factor utama itu, maka mereka membutuhkan dari seseorang yang lebih berpengetahuan dan lebih berpengalaman dalam hal ini. meskipun pandangan Frank Parson menunjukkan unsur kelemahan, misalnya kurang diperhitungkan pengaruh motivasi, nilai-nilai kehidupan dan lapisan social ekonomis, namun tekanan dalam penekanan diri dan pelayanan dari seorang ahli dalam bimbingan jabatan merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi perkembangan pelayanan bimbingan selanjutnya. Dengan demikian, model ini menekankan ragam bimbingan, jabatan, dan mengutamakan komponen bimbingan pengumpulan data serta wawancara konseling.

2. William M. Proctor (1925)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline