PENDAHULUAN
Korupsi telah lama menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Indonesia. Fenomena ini tidak hanya menggerogoti fondasi ekonomi negara tetapi juga merusak nilai-nilai moral dan sosial masyarakat.
Lebih dari sekadar pelanggaran hukum, korupsi mencerminkan hilangnya integritas pribadi dan kelemahan sistem yang memungkinkan perilaku tidak etis ini tumbuh subur. Dalam konteks ini, memahami dan menerapkan nilai-nilai kebatinan menjadi sangat relevan untuk memerangi korupsi dari akar permasalahannya.
Di antara banyak tokoh Nusantara yang mewariskan nilai-nilai luhur, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran IV menjadi salah satu figur penting yang membawa filosofi kepemimpinan berbasis kebatinan ke tingkat yang lebih tinggi.
Melalui karya seperti Serat Wedhotomo, Mangkunegaran IV tidak hanya menanamkan ajaran etika tetapi juga menunjukkan bagaimana pemimpin dapat mengelola diri sendiri dan orang lain dengan bijaksana.