Lihat ke Halaman Asli

Kota

Diperbarui: 16 Oktober 2023   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kesepian hanyalah kota setelah gelap merangkak
Meski di dada tersimpan ribuan kilo perjalanan
Sesering cahaya terlihat menyita bertahun itu
Udara yang sejuk kini menjadi para penghuni busuk

Saat melihat aspal menerjang lembutnya tanah
Siapa yang berbicara paling sakit kecualinya?
Maka para pejalan mestinya bertelanjang kaki
Berprasangka sendiri setelah subjek terinjak di sini

Yang terpandang indah di kota bukanlah kota
Tapi yang lalu-lalang mematikan diri-sendiri pada ramai
Betapa bahagia mereka dalam fiksi semata
Karena dunia bersikeras tak berdamai.

Jakarta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline