Kesepian hanyalah kota setelah gelap merangkak
Meski di dada tersimpan ribuan kilo perjalanan
Sesering cahaya terlihat menyita bertahun itu
Udara yang sejuk kini menjadi para penghuni busuk
Saat melihat aspal menerjang lembutnya tanah
Siapa yang berbicara paling sakit kecualinya?
Maka para pejalan mestinya bertelanjang kaki
Berprasangka sendiri setelah subjek terinjak di sini
Yang terpandang indah di kota bukanlah kota
Tapi yang lalu-lalang mematikan diri-sendiri pada ramai
Betapa bahagia mereka dalam fiksi semata
Karena dunia bersikeras tak berdamai.
Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H