Lihat ke Halaman Asli

Air Mata yang Sunyi

Diperbarui: 15 Oktober 2023   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Ini mengapa kita tetap tak bisa bersama
meski di jalan yang sulit."

Dahulu pernah tenang seolah bintang mengerlip
Tiap-tiap malam
Kita tantang cahaya dan bulan menciut malu
Berenang ria kita di dingin lara dan serpih zat fana
Sebentar abadi, perlahan baru berasa gigilnya perih

Cintakah kita pada diri-sendiri?
Menimbang perkara janji-janji suci
Sementara di antara surut kering sungai mimpi
Kita dipelihara beku air mata yang sunyi

Mungkin cintalah yang menaruh
Segala keputusasaan
Tapi dengan segala keputusasaanlah
kita semakin cinta

Dan itulah mengapa kita tak ingin
Mengeluh pada duka
Karena duka ....
Menarung kedua telapak tangan kita.

Jakarta. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline